BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU- Pesta demokrasi Indonesia untuk memilih Presiden tinggal menghitung hari. Tak jarang momen ini dimanfaatkan tim sukses semakin gencar kampanye.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau mengingatkan untuk para simpatisan tidak menggunakan rumah ibadah seperti masjid jadi sarana kampanye. “Itukan tidak benar (Kampanye di masjid), tidak benar para ulama ikut politik praktis, seperti mengajak masyarakat memilih satu kandidat,” sebut Ketua MUI Provinsi Riau Dr H Mahdini, MA, Selasa (1/7/2014).
Kepada bertuahpos.com, Direktur Pasca Sarjana UIN Suska Riau menyebutkan masyarakat saat ini sudah cerdas, sehingga bisa menentukan sendiri calon pemimpinnya.
Untuk itu dirinya mengimbau kepada para khatib, da’i atau penceramah lainnya untuk tidak terjun kepolitik praktis. Dengan cara mengajak masyarakat memilih salah satu calon presiden.
Namun menurutnya tidak masalah bila para da’i, khatib atau penceramah menyampaikan politik sebagai materi. “Tentu membahas tentang Pilpres yang sesuai dengan ajaran Islam tidak masalah. Seperti seorang pemimpin memiliki sifat amanah menunaikan apa yang dijanjikan, tidak khianat atau ingkar janji. Lagi pula saat ini masyarakat sudah cerdas,” jelasnya.
Sebagaimana yang diketahui, tim pemenangan salah satu kandidat diberitakan menjalankan aksi intelijen terhadap masjid-masjid. Hal tersebut guna mengawasi setiap khotbah yang ada, karena dikhawatirkan menjadi tempat terjadinya kampanye hitam. (riki)