BERTUAHPOS.COMÂ (BPC), PEKANBARU – Tak terasa setahun sudah dilaunchingnya jargon The Homeland of Melayu, pada perayaan Hut Riau yang ke 58 tahun lalu. Tahun ini Riau mengangkat support Informasi dan Teknologi (IT) sebagai fokus Pengambangan Riau, terutama dalam struktur Pemerintah Provinsi Riau. Apakah tujuan The Homeland of Melayu sudah tercapai?.
Menanggapi hal ini, ketua Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Al Azhar mengatakan, upaya pemerintah Provinsi Riau untuk membumikan tanah tumpah Melayu di Riau belum merata sepenuhnya.
“Kalau untuk singkat ibukota mungkin semua orang sudah tahu tentang The Homeland of Melayu. Tapi sangat jauh berbeda bagi masyarakat di daerah. Mereka bahkan tidak pernah mendengar The Homeland of Melayu, apalagi menerapkannya,” kata Al Azhar kepada bertuahpos.com, Selasa (09/08/2016).
Setahun pasca dilaunchingnya The Homeland of Melayu pada Hut tahun lalu, sudah berjalan setahun hingga kembali bertemu dengan hari jadi Riau tahun ini, dia melihat membumikan The Homeland of Melayu kepada masyarakat belum tampak secara jelas.
Secara prinsip, menurut Al Azhar boleh jadi Pemerintah Provinsi Riau sukses dalam menggaungkan jargon itu ke masyarakat. Namun demikian hingga saat ini masyarakat Riau secara umum belum menjadikan itu sebagai jargon yang akrap bagi mereka. Bahkan tidak sedikit yang bertanya tentang apa The Homeland of Melayu.
“Saya kira ini sudah pada jalur yang benar. hanya saja semangat untuk membumikan jargon-jargon yang sudah dibuat pemerintah belum perlu dilakukan tindakan nyata, supaya masyarakat lebih mengenal dekat tentang tujuan pemerintah menghadirkan jargon tersebut,” ujarnya.
Upaya yang harusnya bisa dilakukan oleh pemerintah seharusnya bisa difollowup kembali. Jangan sampai hadirnya Riau Go IT malah melunturkan semangat The Homeland of Melayu. Jargon-jargon ini, menurut dia adalah salah satu indikator kesuksesan pencapaian pemerintah terhadap visi yang sudah disusun.
Namun pada realitasnya tidak demikian. Dia khawatir dengan dihadirkannya jagor Riau yang baru, membuat pemerintah lebih fokus pada pengembangan IT sehingga tujuan sebelumnya malah terabaikan. “Haris difollowup terus supaya The Homeland of Melayu itu lengket dipikiran masyarakat. Kemudian barulah fokus pada tujuan yang baru,” tambahnya.
Penulis: Melba