BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kepala Dinas Perkbunan Provinsi Riau, Muhibbul Mashar mengatakan, masalah perkebunan kelapa sawit yang dihadapi Riau saat ini tidak hanya soal peremajaan. Desakan masyarakat untuk mendirikan hilirisasi sawit kemungkinan sulit untuk dilakukan.
“Sebanyak 2,4 juta hektare lahan sawit di Riau semunya hanya CPO. Tidak ada hilirisasinya,” katanya, Senin (23/05/2016).
Dia menyebutkan, sulit dihadirkannya hilirisasi itu disebabkan tidak ada kepemilikan lahan kebut sawit untuk Pemerintah Provinsi Riau. Hampir secara keseluruhan lahan sawit Riau dikuasi oleh sektor swasta, bahkan perusahaan perkebunan sawit dari luar negeri.
Dengan demikian, jikapun ada investor yang tertarik untuk membangun hilirisasi sawit di Riau, maka bisa dipastikan ketersediaan bahan baku dari perkebunan itu tidak akan mencukupi.
Sementara itu, ketersediaan bahan baku saat ini sudah memiliki kontrak dengan perusahaan asing, termasuk perusahaan di luar negeri. “Selama ini perangkat aturan agar produk mereka tidak keluar dari Riau, itu tidak pernah ada. Makanya sulit bagi pemerintah untuk membangun hilirisasi sawit di Riau,” sambungnya.
Sejauh ini, Muhibbul meyakini bahwa hadirnya perusahaan hilirisasi sawit di Riau akan memberikan kontribusi besar terhadap pergerakan harga sawit masyarakat.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan jika memang rencana hilirisasi itu akan dilaksanakan, pemerintah bisa membuat kebijakan dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) bahwa, sekian persen dari haril produksi CPO yang dihasilkan perusahaan tersebut, harus tertahan di Riau untuk dilakukan pengelolaan di lokal.
“Sudah jenuh kita dengan harga sawit masyarakat yang kadang jauh dari kata cukup untuk kehidupan mereka. Riau inikan maju karena kelapa sawit. Migas berapalah memberikan kontribusi terhadap perekonomian masyarakat,” sambungnya.
Penulis: Melba