BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Awal Januari 2016, warga Pekanbaru, Provinsi Riau mengeluhkan panas terik. Bahkan sinar matahari menyengat membuat gerah masyarakat.
Seperti yang dituturkan Salma Darmiati, seorang mahasiswi di UIN Suska Riau kepada kru bertuahpos.com. “Iya panas sekali sekarang bang. Hujan juga jarang, apa sudah masuk suhu ekstrem ya?” katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Wahyu, warga kualu, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. “Memang beberapa hari ini panas. Apalagi kalau sudah tengah hari, jadi malas untuk keluar rumah. Tidak biasanya panasnya menyengat seperti ini,” katanya.
Wahyu mengkhawatirkan suhu udara Pekanbaru ekstrem. Yang mana seperti diberitakan sebelumnya,wilayah India sempat terkena suhu ekstrem yang telah menelan korban jiwa, akibat dehidrasi hebat.
Mengenai panas terik ini Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan suhu udara sejumlah daerah di Riau khususnya Pekanbaru masih normal. “Suhu udara di Pekanbaru 33,5 derajat masih normal, belum ekstrim,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi kepada kru bertuahpos.com, Kamis (14/01/2016).
Slamet menyebutkan panas yang dirasakan sebagian masyarakat Pekanbaru dan sekitarnya belum tergolong ekstrim. “Suhu udara 33 derajat sampai 34 derajat itu masih normal. Kecuali sudah sampai 36 derajat (suhu ekstrem), tapi belumlah,” sebutnya. Sehingga dirinya menyebutkan agar masyarakat tidak perlu khawatir.
Slamet menjelaskan panas terik yang dirasakan warga Pekanbaru saat ini lebih dikarenakan peralihan musim hujan ke kemarau. Sehingga kondisi cuaca panas itu, disebabkan pemanasan lokal akibat posisi matahari yang dekat dengan titik equator atau garis katulistiwa.
Dijelaskan Slamet dengan posisi matahari yang berada di sekitar titik itu maka cuaca Riau yang berada di musim hujan menjadi tidak merata karena hujan yang turun bersifat lokal. “Bahkan untuk wilayah Riau bagian pesisir sudah mulai kering. Tetapi untuk yang bagian Tengah, Selatan, dan Barat peluang hujan masih ada untuk sore atau malam hari,” tuturnya.
Kondisi ini kata Slamet masih akan terus berlangsung sampai musim kemarau berakhir. “Perkiraan kita kondisi ini masih akan panas dan kering sampai pertengahan Maret mendatang,” tuturnya. (Riki)