BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ekonomi di Riau pada 2014 yang merupakan tahun politik diprediksi masih akan tetap baik, sehingga tumbuh di atas angka rata-rata pertumbuhan nasional yang diperkirakan berkisar antara 7,5-8 persen.
      Â
“Ada beberapa faktor yang mendorong pencapaian ini antaranya lain iklim investasi di Riau yang masih tetap kondusif, kemudian sebagai daerah pengimpor bahan baku terutama minyak sawit mentah (CPO) dan karet,” ujar Regional Chief Economist BNI Wilayah Padang Edi Ariyanto di Pekanbaru.
      Â
Hal itu dikemukakannya saat memaparkan “Economic Outlook” 2014 dari sisi ekonomi politik bersama CEO BNI Wilayah Padang Anang Basuki dan dua pembicara nasional yaitu pengamat ekonomi Ryan Kiryanto serta pengamat politik Eep Saefulloh Fatah.
      Â
Menurut Edi, dilihat dari pengalaman pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah Provinsi Riau yang baru saja dilangsungkan membuktikan pesta demokrasi rakyat di provinsi itu berlangsung aman dan tidak memberikan akses negatif.
      Â
Selain itu, faktor lain yang turut mempengaruhi adalah isu upah minimum atau gaji buruh baik kabupaten/mota maupun provinsi yang diputuskan masih dapat diterima semua pihak baik pekerja dan pengusaha.
      Â
Tren perekonomian dunia yang terus membaik terutama di kawasan benua Eropa dan Amerika, sehingga memberi dampak yang positif bagi Riau yang mempunyai bahan baku untuk diekspor seperti CPO, karet, pulp, kertas dan lain sebagainya.
      Â
“Ketika perekonomian dunia semakin membaik, maka ekspor Riau pun membaik dan pada 2014 merupakan tahun politik yang pelaksanaan di Riau bakal relatif aman. Ini memberikan gambaran orang masih berminat untuk investasi di Riau tahun depan,” katanya.
      Â
CEO BNI Wilayah Padang Anang Basuki mengatakan, sampai dengan akhir bulan November 2013 pihaknya telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp8,84 triliun yang terdiri dari kredit bisnis banking sebesar 67,88 persen dan selebihnya atau 32,12 persen kredit konsumer.
      Â
“Untuk dana pihak ketiga BNI Wilayah Padang telah menghimpun dengan total Rp11,06 triliun yang terdiri dari sekitar 41,63 persen dari Riau, kemudian 29,87 persen dari Kepulauan Riau dan 28,5 persen berada di Sumatera Barat,” katanya.(antara)