BERTUAHPOS.COM – Hari ini, Jakarta dilanda kabut asap yang membuat kualitas udara ibu kota masuk dalam urutan terburuk kedua di dunia, setelah Kota Kinshasa, Kongo. Indeks Kualitas Udara (AQI) mencapai 165, dengan konsentrasi partikel halus (PM) 2,5 mencapai 75 mikrogram per meter kubik.
Demikian hasil pantauan dari laman resmi IQR, Jumat, pukul 06.34 WIB.
Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 165, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi 75 mikrogram per meter kubik.
Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini tersebut, mencatatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat kedua terburuk di dunia setelah Kota Kinshasa, Kongo, di angka 183.
Para ahli lingkungan juga menyarankan agar masyarakat menghindari aktivitas di luar ruangan, menutup jendela, dan menyalaan penyaring udara untuk melindungi diri dari polusi udara yang tinggi.
Menurut data dari Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, kualitas udara di Jakarta untuk polusi udara PM2,5 berada pada kategori sedang. Lima titik pemantauan menunjukkan angka yang bervariasi, mulai dari 63 hingga 90.
Lima lokasi pemantau kualitas udara yang berada di Kelapa Gading menunjukkan bahwa pada Jumat pagi di angka 76, Kebon Jeruk di angka 68, Bundaran HI 63, Lubang Buaya di angka 79, dan Jagakarsa di angka 90.
Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa gerakan Jakarta Berjaga bertujuan untuk membentuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan kualitas udara.
Sementara itu, untuk kategori tidak sehat yaitu tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
“Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan hidup yang berkualitas agar warga Jakarta dapat hidup dengan sehat,” ujarnya.
Langkah-langkah konkret telah diambil, termasuk implementasi Strategi Pengendalian Kualitas Udara (SPPU) hingga tahun 2030. Hal ini dilakukan untuk mencapai kesehatan masyarakat yang lebih baik.
“Kami berharap kampanye ini akan mengubah gaya hidup warga Jakarta menjadi lebih sehat dan peduli terhadap lingkungan,” tambahnya.
Dengan upaya bersama dari pemerintah dan masyarakat, diharapkan kualitas udara di Jakarta dapat diperbaiki dan kehidupan warga dapat menjadi lebih baik serta lebih sehat.