BERTUAHPOS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang.
Tiga daerah di antaranya, yakni Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara, bahkan telah ditetapkan berstatus siaga.
Dalam laman resmi BMKG yang dikutip pada Rabu, sejumlah 14 daerah lainnya dinyatakan berstatus waspada. Analis cuaca BMKG mengungkapkan bahwa Kalimantan Selatan diperkirakan akan mengalami hujan lebat pada siang hingga sore hari di wilayah Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut.
Sementara itu, hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat diperkirakan terjadi pada malam hari di Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong, Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut.
Di Sulawesi Selatan, mayoritas wilayah berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang pada pagi hingga siang hari, dengan suhu berkisar antara 20-33 derajat Celsius dan kelembapan 65-95 persen.
Sementara itu, di Sulawesi Tenggara, diperkirakan hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai guntur dan angin kencang akan terjadi pada pagi hingga dini hari di wilayah Konawe Utara, Konawe Selatan, Konawe Kepulauan, Kolaka Timur, Kolaka, dan Kolaka Utara.
Peringatan dini juga dikeluarkan untuk wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Maluku, dan enam provinsi di Papua yang diperkirakan akan dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga deras.
Untuk wilayah DKI Jakarta, cuaca diprediksi cerah hingga cerah berawan pada pagi hingga dini hari, dengan kelembapan 60-100 persen pada malam hari dan suhu berkisar antara 23-33 derajat Celsius.
Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia masih tinggi setidaknya hingga bulan September, meskipun sudah memasuki musim kemarau.
“Hal ini terjadi karena adanya beberapa dinamika atmosfer yang masih aktif di wilayah Indonesia, termasuk fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby, Kelvin, hingga pola sirkulasi siklonik dan potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin,” kata Guswanto.
Menurutnya, kondisi tersebut dapat menimbulkan dampak cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, dan tanah longsor, meskipun Indonesia mulai dilanda musim kemarau pada periode Juni hingga September 2024.
Guswanto juga mengimbau masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi infoBMKG dan menghindari berita hoaks yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Kami meminta masyarakat untuk selalu waspada dan memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, serta menghindari berita hoaks yang dapat menyesatkan,” tutupnya.