BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Core (Center of Reform on Economic) pesimis ekonomi Indonesia di tahun 2024 akan mengalami pertumbuhan signifikan. Bahkan, diproyeksikan tak jauh berbeda dengan tahun ini.
Menurut Direktur Eksekutif Core, Mohammad Faisal, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap melambat menjadi 4,9%-5%, sedikit di bawah prediksi tahun ini.
Kondisi ekonomi tahun depan dipengaruhi oleh empat faktor utama, yakni konsumsi rumah tangga, kinerja investasi, kinerja ekspor-impor, hingga belanja pemerintah.
Core mencatat untuk konsumsi rumah tangga di tahun 2024 stabil, namun cenderung melemah secara marginal.
Kedua, kinerja investasi diprediksi tetap stabil, meskipun dengan kecenderungan ‘menunggu’ selesai pesta demokrasi, akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan hilirisasi.
“Investasi relatif stabil, perlambatan disebabkan faktor tahun politik, tetapi diredam dengan kebijakan hilirisasi,” ujar Faisal.
Ketiga, proyeksi net ekspor Indonesia diprediksi melemah dibandingkan 2023 karena berlanjutnya pelemahan ekspor.
Faisal menyoroti dampak harga komoditas global yang merosot, memengaruhi kinerja ekspor-impor Indonesia.
Meskipun neraca perdagangan masih positif, Faisal mencatat bahwa kesehatannya kurang optimal karena penurunan ekspor disertai impor yang turun.
Keempat, belanja pemerintah diperkirakan tertahan karena peningkatan pembayaran utang pada 2024.
Dengan pembayaran pokok utang senilai Rp625 triliun dan bunga utang mencapai Rp497 triliun, total pembayaran utang mencapai Rp1.122 triliun.
Sementara itu, target pendapatan APBN 2024 di angka Rp2.802 triliun.
Meski Core meramalkan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, beberapa lembaga internasional memberikan proyeksi yang cukup optimis.
Dana Moneter Internasional (IMF) dan ADB mematok pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5% pada 2024, sementara OECD memproyeksikan angka yang lebih konservatif, yaitu 4,9%.***