BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis inklusi dan literasi keuangan akan naik, lewat serangkaian kegiatan yang diselenggarakan di Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023. Puncak kegiatan BIK di gelar di Menara Dang Merdu, Rabu, 18 Oktober 2023, di Bank Riau Kepri Syariah, setelah rangkaian panjang sejak Mei 2023 lalu.
Kepala OJK Provinsi Riau, Muhammad Luthfi mengatakan, perkembangan indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat di Indonesia dan menunjukan adanya peningkatan. Hasil SNLIK 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen, naik dibanding tahun 2019 yang hanya 38,03 persen.
Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10 persen meningkat dibanding periode SNLIK sebelumnya di tahun 2019 yaitu 76,19 persen. “Hal tersebut menunjukkan gap antara tingkat literasi dan tingkat inklusi semakin menurun, dari 38,16 persen di tahun 2019 menjadi 35,42 persen di tahun 2022,” katanya.
Sementara itu, untuk Provinsi Riau, indeks literasi keuangan menjadi sebesar 67,27% yang merupakan indeks literasi keuangan tertinggi dibandingkan seluruh provinsi di Indonesia atau mengalami peningkatan dibandingkan indeks literasi keuangan tahun 2019 yaitu sebesar 43,19%, sedangkan untuk indeks inklusi keuangan sebesar 85,19%.
Dia mengatakan, OJK dan seluruh Industri Jasa Keuangan berkomitmen untuk mendorong peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional. Hal ini tercermin pada Pilar 2 Kerangka Struktural Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2025 yaitu Pengembangan Ekosistem Jasa Keuangan terdapat program ‘Memperluas Akses Keuangan dan Meningkatkan Literasi Keuangan Masyarakat’.
“Pilar 2 tersebut selanjutnya menjadi salah satu acuan penyusunan arah strategis peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan yang dituangkan dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-2025,” katanya.
Lutfi mengatakan, SNLKI 2021-2025 punya visi untuk mewujudkan masyarakat indonesia yang memiliki indeks literasi keuangan yang tinggi (well literate) sehingga dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan keuangan yang berkelanjutan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif dan Peraturan Menteri Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Strategi Nasional Keuangan Inklusif, tingkat inklusi keuangan ditargetkan mencapai angka 90 persen pada tahun 2024.
“Untuk mencapai target tersebut, Regulator bersama Kementerian/Lembaga terkait, Industri Jasa Keuangan dan berbagai pihak lainnya mempersiapkan strategi dan kebijakan dalam rangka mendorong tingkat literasi dan inklusi keuangan. Salah satu strategi yang dilakukan adalah melalui penyelenggaraan Bulan Inklusi Keuangan yang dilaksanakan setiap bulan Oktober sejak tahun 2016,” sambungnya.
Atas dasar hal tersebut di atas, akan diselenggarakan kembali rangkaian kegiatan Bulan Inklusi Keuangan tahun 2023 yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penggunaan masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan sehingga dapat mendorong pencapaian target inklusi keuangan pada tahun 2024 serta mengurangi gap antara tingkat literasi dan inklusi keuangan.
Kata Lutfi, rangkaian kegiatan Bulan Inklusi Keuangan 2023 telah dilakukan sejak bulan Mei dan puncak kegiatan Bulan Inklusi Keuangan dilaksanakan pada bulan Oktober dengan berbagai kegiatan literasi dan inklusi yang melibatkan seluruh Industri Jasa Keuangan dari industri Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Perusahaan Pembiayaan, Dana Pensiun, Pegadaian, Fintech dan Ecommerce dan stakeholders terkait secara terintegrasi, masif, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia.
Adapun konsep tujuan dari penyelenggaraan kegiatan Bulan Inklusi Keuangan 2023 adalah, mendorong perluasan akses terhadap lembaga, produk, dan/atau layanan jasa keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat, meningkatkan pemahaman dan awareness masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan, mendorong pembukaan rekening serta penggunaan produk dan/atau layanan jasa keuangan.
Termasuk, memfasilitasi penyaluran kredit/ pembiayaan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), memublikasikan dan mengkampanyekan program literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen, dan meningkatkan aliansi strategis dengan stakeholders terkait dalam rangka peningkatan literasi dan inklusi keuangan.
Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023 mempunyai tema kegiatan “Akses Keuangan Merata, Masyarakat Sejahtera”. Tema tersebut, kata Lutfi, sangat bermakna dikarenakan jika setiap masyarakat Indonesia memiliki akses yang mudah dan merata, maka dampak terhadap ekonomi Indonesia akan terjadi peningkatan dan menjadikan masyarakat sejahtera.
“Pelaksanaan BIK tahun 2023 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana penyelenggaraan hanya fokus pada satu tempat dengan event yang besar. Namun tahun 2023, Kami mencoba dengan cara yang lebih efektif untuk tingkatkan literasi dan inklusi dengan menyelenggarakan secara serentak di 12 Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau dengan waktu yang bersamaan,” tambahnya.
“Kami juga berharap kepada PUJK untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar. Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat menciptakan solusi yang lebih efektif dan efisien dalam memberikan layanan kepada masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.***