BERTUAHPOS.COM, LIMAPULUH KOTA – Di era moderen sekarang ini, ternyata masih saja ada daerah-daerah di Kabupaten Limapuluh Kota, Propinsi Sumatera Barat yang terisolir.Â
Â
Seperti di Jorong Lokuang, Nagari Simpang Sugiran, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota, Propinsi Sumatera Barat, Â nyaris tidak memiliki signal untuk sekedar mengakses telepon genggam.Â
Â
“Inilah yang menjadi sasaran utama kita dalam menggelar sambang nagari,” jelas Kapolres Limapuluh Kota, AKBP Tri Wahyudi S.Ik dalam blusukan pada Jum’at (30/1) malam hingga Sabtu (31/1) subuh dalam program sambang Nagari.
Â
Kapolres sengaja datang ke Jorong Lokuang, dengan beberapa alasan. Pertama, jumlah masyarakat yang tinggal di jorong ini, cukup padat. Setelah itu, Lokuang merupakan jorong perbatasan wilayah hukum Polres Limapuluh Kota dengan Polres Payakumbuh, di Akabiluru.
Â
Selanjutnya, prioritas wilayah bagi tim sambang nagari, yakni nagari-nagari pinggiran. “Setelah itu, tingginya tingkat kriminalitas di wilkum Polsek Guguak dari waktu ke waktu. Inilah yang kita jadikan bahan evaluasi pengelolaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas),” sebut orang nomor satu di Polres Liampauluh Kota itu.
Â
Kapolres datang ke Jorong Lokuang, menggunakan mobil Toyota Innova dan tanpa pengawalan voorijder. Selain Tri, ikut dalam rombongan Kapolsek Guguak Iptu Akno Pilindo, Wakapolsek Iptu Zul Andri dan Paur Humas Polres Ipda Zulkarnaini dan sejumlah anggota Polres-Polsek.
Â
Kegiatan blusukan Kapolres Tri itu, membuat kaget warga di Jorong Lokuang. Maklum, tak satupun masyarakat yang diberitahu sebelumnya, jika Kapolres bakal datang berkunjung. Kecuali walinagari serta Ketua Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Sungai Talang.
Â
“Pak Kapolres larang kami, untuk tidak sibuk-sibuk. Tidak merepotkan masyarakat. Itu paling dilarang,” kata Kapolsek Guguk Akno Pilindo, yang saban hari menjabat sebagai Kanit Regident UPTD Samsat Limapuluh Kota.Â
Kapolres Tri Wahyudi ke Jorong Lokuang, pertama kali warung yang dihampiri Kapolres dan rombongan terletak di pertigaan kampung Lakuang. Di sana,masyarakat yang tengah sibuk berjualan durian, manggis serta sibuk mengasah batu cincin, kaget melihat kedatangan Kapolres.
Â
Di warung milik Buyung itulah, Kapolres langsung memperkenalkan dirinya. “Mohon saya dan keluarga besar Polres Limapuluh Kota, diterima sebagai dunsanak warga Lakuang Sungai Talang. Sebab, tanpa adanya dorongan masyarakat, polisi tidak ada apa-apanya,” sebut Tri Wahyudi.
Â
Sebaliknya, dengan dijalinnya hubungan silaturrahim, Kapolres optimis, ancaman gangguan keamanan dan ketertiban dapat ditekan sekuat-kuat mungkin. “Polisi adalah mitra masyarakat. Jadi kalau ada oknum anggota yang jahat ke masyarakat, kami pastikan akan dihukum setimpal,” ujar Tri.
Â
Warga Lakuang Sungai Talang, tampak kagum dengan pola kepemimpinan Tri Wahyudi. Seingat Ketua FKPM setempat, Datuk Majo Indo, baru dua orang Kapolres yang datang ke nagarinya. Selain Tri, pernah pula menggelar kunjungan, mantan Kapolres Kombes Pol Yoyok Sri Nurtcahyo.
Tri Wahyudi dalam kesempatan itu jugaa menghimbau masyarakat, mengembalikan tatanan hidup bertetanggaa yang rukun, damai serta kompak. “Masyarakat Luak Limopuluah sangat santun dan damai. Saya yang orang Sunda saja, sangat bangga,” ucapnya.
Makanya menurut Kapolres, kesantunan dan hidup rukun bertetangga, mesti kembali digerakan dengan menggelar ronda malam. “Yang menjaga kamtibmas itu, tak cukup kami insan Polri. Tapi kita semua. Saya secara pribadi dan institusi, sangat mendorong terwujud kembalinya ronda malam,” ajaknya.Â
Dia juga meminta masyarakat, menjauhi praktik ilegal seperti judi, narkoba serta curat, curas dan curanmor. “Kasus-kasus ini, akan selalu menghantui masyarakat, kalau kita tidak kompak. Tidak saling menegur. Kurang peka terhadap lingkungan. Ini yang harus direvolusi. Dirobah total,” jelasnya.
Walinagari Sungai Talang Iswandi mewakili masyarakat, mengaku bangga memiliki Kapolres bak Tri Wahyudi. “Ini pertemuan saya yang ketiga kalinya dengan Kapolres.Beliau sangat low profile. Peduli dan perhatian dengan keamanan dan kerukunan hidup bernagari,” kata Iswandi.
Â
Â
Dia mengaku, selama ini, masyarakatnya jarang mendapatkan sosialisasi khususnya di bidang hukum. “Sebenarnya inilah tugas yang harus dilakukan Pemkab. Tapi, di daerah kita, malah pak Kapolres yang getol,” aku Iswandi.
Terakhir, walinagari berharap, Pemkab lebih perhatian dengan nagarinya. Termasuk urusan signal telepone genggam, yang nyaris tidak masuk kenagarinya. (khatik)