BERTUAHPOS.COM — Ekosistem bisnis pertambangan timah di Indonesia dianggap tak ideal. Kondisi ini tentulah akan berdampak pada tingkat produksi, sehingga sulit untuk bersaing.
“Beberapa persoalan mengganjal pertumbuhan industri timah saat ini,” kata Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk. Purwoko.
Selaim ekosistemnya yang tidak ideal, beberapa faktor yang menyebabkan bisnis pertambangan timah di Indonesia jadi tak sehat, antaralain; masih adanya disparitas harga dan para pelaku pertambangan timah masih menerapkan jual beli bijih timah.
“Selama ekosistem bisnis timah tidak ideal, akan sulit bagi kami untuk melakukan realisasi atau mengejar target produksi maksimal,” ujarnya.
“Sementara dari PT Timah, kami tidak mengenal jual beli bijih karena kami menambang,” ujar dia.
Menurut Purwoko, selama masih ada disparitas harga timah, para pelaku pertambangan akan mencari harga yang lebih tinggi.
Sementara perusahaan, kata dia, hanya mau bijih dari IUP sendiri.
“Kalau bisa seperti nikel dan batu bara yang ada HMA (harga mineral acuan). Timah ini pertarungan bebas. Masuk ring ya sudah. Kita berantem disitu. Kalau nikel dan batubara, ada harga minimum dan ada yang mengawasi,” ujar dia.
Purwoko menambahkan pihaknya terus berupaya memberi edukasi kepada masyarakat dan komunitas ekosistem timah agar bisa mewujudkan bisnis pertimahan yang ideal dan sesuai harapan.***