BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Baru saja dilakukan razia dan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pekabaru, para pedagang di jalur lambat Purwodadi sudah berani untuk membuka lapak lagi. Hal seperti ini berulang terus-menerus.
Para petugas penegak perda ini dibuat kewalahan karena seolah-olah main kucing-kucingan dengan para PKL. Seperti diakui Kepala Satpol PP Zulkifli Adrian pada akhir pekan lalu yang menyebut penertiban PKL di Kota Pekanbaru seperti menekan balon dalam air.
“Hilang di sini, muncul lagi di sana. Tertibkan di sana, muncul lagi di situ. Mau diapakan lagi. Namanya juga mereka cari makan,” ujarnya, Sabtu (10/01/2015).
Dirinya mengaku hal ini disebabkan karena kurangnya jumlah personil petugas Satpol PP. Sehingga efektivitas dalam menjalankan tugas masih mini. Walau bagaimanapun, Adrian mengaku akan tetap melakukan tugasnya secara maksimal.
Review pada kasus sebelumnya, yang sempat menimbulkan gejolak saat penertiban PKL di pasar jongkok di Jalan HR Subrantas, samping Riaupos. Sejumlah PKL melakukan prlawanan keras saat petugas menyita barang dagangan mereka.
Hal serupa juga terjadi saat penertiban pedagang di Simpang Empat Pasar Pagi Arengka. Dan juga dalam kasus-kasus penertiban lainnya.
“Kita tau, mereka masih terus beroperasi. Anggota sering patroli melihan situasi. Memang perlahan mereka muncul lagi danmulai melakukan aktifitas transak si jual beli dilokasi yang sama. Kita terpaksa turun lagi. Ditertipkan di sini, muncul lagi disana,”tambahnya.
Dia menyebutkan saat ini jumlah personilnya hanya berjumlah sekitar 200 anggota. Artinya petugas Satpol PP memang harus bekerja semaksimal mungkin saat turun kelapangan atau melakukan razia. Sementara hasilnya masih jauh dari harapan.
“Sedang satuan polisi saja yang jumlah anggotanya ribuan masih kewalahan mengatasi jumlah penduduk yang kini hampir mencapai 1 juta lebih. Apalagi kita yang hanya berjulan 200 san personil. Kewalahan lah,” ujarnya.
Sebelumnya, Iwan seorang petugas parkir di di area PKL Jalan HR Subrantas juga sempat memberikan bocoran. Kepada bertuahpos.com dia mengatakan bahwa ada oknum-oknum tertentu dari salah satu organisasi yang sengaja membackup para PKL. Dil-dilannya, pasti ada. Namun dia tidak tahu berapa angka pastinnya.
“Ada dari organisasi setempat yang segaja menuliskan nomor di trotoal jalur lambat ini. Nanti mereka tarik retribusi dari para pedagang . Besarannya kami kurang tahu juga. Saya risih juga kalau petugas dan PKL terus-terusan kucing-kucingan seperti ini,” ujarnya.
Senang sama senang tentu menjadi solusi yag diharapkan. Namun dia menambahkan, saat ini Pemerintah Kota Pekanbaru memang belum punya solusi tepat untuk melakukan penertiban. (melba)
Â
Â