BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Sederet fakta kekecewaan harus ditelan oleh Presiden PSPS Riau Norizam Tukiman saat PSPS berlaga PSMS Medan di Stadion Utama Riau pada 22 September 2022 lalu.
Atas kekecewaan itu dia bersama PSPS hengkang dari Pekanbaru dan pindah ke Deli Serdang. Lantas, apa yang membuat Norizam Tukiman begitu kecewa?
- Tindakan Anarkis Curva Nord 1955 Hingga Merusak Fasilitas
Buntut dari kerusuhan supporter PSPS Riau, Curva Nord 1955 pada saat pertandingan lanjutan Liga 2 Indonesia Wilayah Barat yang mempertemukan PSPS Riau dan PSMS Medan di Stadion Utama Riau pada Rabu, 22 September 2022 lalu berbuntut PSPS Riau dijatuhi sanksi oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
Tertulis ada 3 bentuk yang melanggar regulasi Liga 2 Tahun 2022/2023 dan Kode Disiplin PSSI Tahun 2018. Diantaranya ialah adanya pemain PSPS Riau, Barnabas Sobor tidak menggunakan badges Liga 2 pada lengan kanan jersey, kemudian terjadinya penyalaan lebih dari 10 buah flare oleh supporter PSPS Riau di Tribun Utara Stadion Utama Riau.
Tak hanya itu, Komdis juga menjatuhkan sanksi kepada Askar Bertuah julukan dari PSPS Riau karena para suporter melakukan pengrusakan fasilitas stadion, seperti merusak bangku stadion dan juga membakar spanduk yang dibawa oleh kelompok suporter.
Atas pelanggaran tersebut, Komite Disiplin PSSI memutuskan PSPS Riau jika bertanding sebagai tuan rumah diselenggarakan tanpa adanya penonton sebanyak tiga kali berturut-turut dan menjatuhkan denda sebesar Rp115 juta.
- Ulah Suporter, Manajemen PSPS Tanggung Kerugian Besar
Presiden PSPS Riau, Norizam Tukiman merasa kecewa dengan tindakan para suporter ini. Sebab hal tersebut jelas-jelas merugikan klub karena dengan uang denda yang dikeluarkan tersebut bisa melengkapi fasilitas klub dan membeli pemain.
“Untuk denda yang dikenakan ke PSPS seharusnya tidak kita terima dan ini merugikan klub, seharusnya duit sebesar Rp115 juta dan untuk biaya mengganti hampir 577 kursi yang hampir Rp300 juta ini,” kata Norizam, Sabtu 1 September 2022.
Lanjut pengusaha asal Negeri Jiran Malaysia ini, sejatinya sebagai suporter yang mencintai klub tidak merusak klub yang dicintainya.
- Merasa Dipermalukan oleh Curva Nord 1955
Belum lagi ketika berlangsungnya pertandingan yang juga dihadiri oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Norizam mendapatkan yel-yel cemoohan dari para suporter.
“Saya merasa terhina dan kecewa, ada juga yang mengancam ingin potong kepala. Mangkanya itu saya menjauhkan PSPS Riau dulu dari Pekanbaru,” jelasnya.
Bahkan dengan tegas pria berdarah Jawa ini menegaskan bahwa dia rela jika PSPS Riau tanpa adanya fans atau suporter, hal ini juga dilontarkannya untuk menepiskan isu bahwa banyak dari suporter yang menyebutkan dirinya membeli PSPS Riau hanya untuk berbisnis.
“Saya tidak apa-apa tidak ada fans atau suporter, dari pada ada fans tapi anarkis,” tegasnya.
- Hengkang dari Riau adalah Keinginan Suporter
Saat ini Norizam memilih untuk membawa PSPS Riau menggunakan Stadion Baharuddin Siregar, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Hal ini dilakukannya karena ingin mewujudkan permintaan para suporter yang menginginkan dirinya angkat kaki dari Kota Pekanbaru.
“Yang mau minta saya untuk out (keluar), bukan saya. Saya sayang dengan Pekanbaru dan seluruh masyarakat Riau, saya sayang sebenarnya,” tutupnya. ***