Kehadiran tol Pekanbaru-bangkinang diharapkan menjadi lokomotif baru kebangkitan ekonomi Riau, khususnya daerah-daerah yang bersentuhan langsung dengan jalan bebas hambatan itu. Peluang ini harus dimanfaatkan sedemikian rupa untuk cita-cita kesejahteraan masyarakat.
Hadirnya jalan tol ruas Pekanbaru-Padang (terutama seksi Pekanbaru-Bangkinang) tentu bukan sebatas proyek pembangunan semata. Ini merupakan fasilitas yang disediakan negara untuk menyokong pertumbuhan dari berbagai sektor, mempermudah akses yang selama ini sulit, membuka ruang pemasaran lebih luas, menjadi peluang bagi daerah untuk berkebang, yang semua itu bermuara pada geliat pertumbuhan ekonomi untuk mewujudkan cita-cita kesejahteraan masyarakat.
Sekretaris Daerah Provinsi Riau menyebut, dampak luar biasa yang akan dirasakan masyarakat tak perlu menunggu tol Pekanbaru-Padang rampung 100%. Dengan telah dioperasikan ruas tol Pekanbaru-Bangkinang saja, kata dia, akan memberikan stimulus ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat sekitar, khususnya di Pekanbaru dan Bangkinang.
Dia menyontohkan, selain sektor barang dan jasa, sektor pariwisata di Kabupaten Kampar termasuk yang paling merasakan perubahan signifikan dengan hadirnya ruas tol Pekanbaru-Bangkinang. Mengingat, Pemerintah Kampar hingga kini terus mengembangkan sektor tersebut, baik dari sisi wisata alam maupun wisata budayanya.
“Yang jelas, orang dari Pekanbaru, Dumai, bahkan daerah pulau sana pasti ingin menikmati wisata alam di Kampar kan. Mereka tak sulit lagi untuk menuju ke destinasi wisata itu. Dari Dumai sudah bisa masuk tol, terus dari Pekanbaru ke Bangkinang juga sudah bisa lewat tol. Bahkan balik hari pun bisa,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar menaruh harapan besar pada Jalan Tol Trans Sumatera, terutama Ruas Pekanbaru-Bangkinang. Harapan ini bukan tanpa alasan, mengingat mobilitas kendaraan angkutan barang dan jasa dari arah Sumatera Barat ke Riau dan sebaliknya sangat bertumpu pada satu jalur nasional yang selama ini telah menghubungkan kedua provinsi tersebut.
Setidaknya ada 2 hal yang menjadi harapan besar Syamsuar dengan hadirnya jalan bebas hambatan tersebut, pertama, suplai barang terutama kebutuhan pokok masyarakat di Riau akan lebih lancar ketimbang hanya mengandalkan jalan poros utama, mengingat saat musim hujan di jalur ini sangat rawan bencana alam sehingga menghambat mobilitas kendaraan angkutan bahan pokok dari Sumatera Barat ke Pekanbaru, Riau.
Kedua, angkutan jasa akan lebih lancar dengan hadirnya ruas tol Pekanbaru-Bangkinang karena waktu tempuh akan lebih efisien. Kedua sektor ini, kata Syamsuar akan memberikan multiplier effect signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kedua provinsi ini.
Di mana sektor pariwisata di Sumatera Barat akan terus berkembang, sedangkan sektor barang dan jasa di Riau juga kian tumbuh.
“Kami melihat kehadiran jalan tol di Riau-Sumbar tentu akan lebih banyak berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah kita, termasuk di Sumbar juga. Selain soal suplai sembako akan lebih lancar, sektor wisata yang tengah kita kembangkan juga akan berdampak. Di momentum tertentu juga banyak orang Sumbar ke Riau untuk melakukan perjalanan wisata, karena mereka juga ingin menikmati bagaimana wisata di Riau,” kata Syamsuar.
Gubri bersyukur, progres pembangunan konstruksi di ruas tol Pekanbaru-Bangkinang lebih cepat jika dibandingkan dengan ruas tol lainnya. Setidaknya, kata dia, ruas tol ini menjadi langkah awal dan masyarakat bisa lebih merasakan dampak nyata dari keberadaan tol, jika nanti sudah dioperasikan secara penuh.
Terutama, masyarakat yang tinggal di Kota Pekanbaru dan Bankinang. Selama ini, jika mengandalkan jalan poros, jarak tempuh antar daerah ini memakan waktu paling cepat 1 jam, dengan kendaraan. Namun, dengan hadirnya tol Pekanbaru-Bangkinang, waktu tempuh akan lebih dipersingkat hanya dalam 30 menit.
Syamsuar menyebut, geliat ekonomi masyarakat tak cuma dirasakan oleh Kota Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi Riau, namun juga akan dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Kampar, khususnya mereka yang berada di Kota Bangkinang. Meski demikian, geliat ekonomi masyarakat juga akan sangat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah di Kampar.
“Misalnya, warga yang tinggal di daerah yang selama ini mereka hanya memasarkan produk perkebunan di sekitar tempat mereka, peluang itu akan terbuka lebih luas untuk dipasarkan ke Pekanbaru hingga dumai, karena daerah-daerah ini sudah terhubung dengan jalan tol. Produk UMKM-nya juga demikian, pemasaran mereka akan lebih luas tentunya,” tuturnya.
Selain itu, Gubri juga optimis, bahwa ruas tol Pekanbaru-Bangkinang bisa diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2022. Secara umum pekerjaan konstruksi di jalur bebas hambatan ini telah rampung. Jikapun terdapat kendala, tentunya itu bukan menjadi hal berarti dan tidak akan jadi penghalang untuk ruas tol Pekanbaru-Bankinang bisa dioperasikan secara penuh.
Pemprov Riau, memang sudah ancang-ancang menghadirkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam peresmian jalur bebas hambatan kedua di Riau itu. “Untuk (peresmian) Tol Pekanbaru-Bangkinang, sampai saat ini kami masih menunggu waktu Pak Presiden lah, untuk peresmian,” katanya.
“Yang paling penting itu surat laik operasi. Kan itu sudah. Baru nanti kita minta waktu Pak Presiden kapan kiranya beliau berkenan untuk meresmikan jalan tol tersebut. (Tahun ini) insya Allah.
Sebagai pengimbang, hadirnya jalan bebas hambatan ini, harus diakui tidak semua orang mampu melihat ini sebuah peluang. Oleh sebab itu, Pemda perlu didorong untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, bagaimana selayaknya mereka menyikapi sebuah perubahan.
“Plus minus dampak dari pembangunan pasti ada, itu hal yang wajar,” kata akademisi dari Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Drs. Miswar Pasai, MH, Ph.D. Hal ini dia tuangkan dalam sebuah artikel berjudul: Dampak Positif dan Negatif Tol Riau-Sumbar yang terbit di situs Kominfo Kabupaten Kampar pada 31 Juli 2022.
Dia menilai, harinya jalan tol yang menghubungkan beberapa kabupaten/kota dan provinsi itu tetap akan memberikan manfaat yang lebih besar, terutama bagi pengendara atau kendaraan bermotor, baik yang menggunakan mobil pribadi, bus umum dan lain sebagainya.
“Sebagaimana harapan pemerintah, hadirnya jalan tol Riau-Sumbar (yang akan dimulai dengan beroperasinya tol Pekanbaru-Bangkinang) agar dapat memberikan manfaat lebih untuk masyarakat, khususnya untuk para pebisnis dan pedagang lainnya. Hal ini tentulah juga menjadi harapan masyarakat kita di Riau pada umumnya,” tuturnya.
Sudah semestinya, pembangunan hadir memberikan hal-hal yang positif untuk kepentingan rakyat. Oleh sebab itu, Pemda juga punya tugas mulai, bagaimana semua sektor yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat jangan sampai dirugikan. Hadirnya jalan tol ini, idealnya menumbuhkan daerah baru dan ekonomi baru.***