BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Raja Muhammad Hayuri Islami adalah mahasiswa termuda di Universitas Gajah Mada (UGM) untuk tahun 2022. Remaja asal Pekanbaru, Riau ini berhasil lolos di universitas bergengsi tersebut pada usia 15 tahun 11 bulan 11 hari.
Rangkaian Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) UGM 2022 menjadi momen haru dan membanggakan bagi Raja Muhammad Hayuri Islami, salah satu Gamada (Gadjah Mada Muda) tahun ini.
Dikutip dari laman resmi ugm.ac.id, pada upacara penerimaan mahasiswa baru, dia tampil ke depan panggung bersama Rektor UGM, Ova Emilia dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Remaja yang akrab disapa Raja ini tak menyangka jika dinobatkan sebagai mahasiswa termuda UGM pada tahun ini. “Saya bangga dan senang bisa masuk UGM,” kata Raja.
Anak pertama dari dua bersaudara ini, menyebutkan alasannya bisa kuliah di UGM dengan usia yang masih muda. Raja mengaku ketika masuk Sekolah Dasar ia berusia 5 tahun.
Meski terbilang paling muda sendiri, namun ia mengaku teman-teman sebayanya banyak tidak tahu bahwa ia paling muda di kelasnya. “Sejak SD tidak terlalu terganggu, tidak ada yang peduli dengan usia saya yang muda tidak ada yang terlalu memperhatikan,” ungkap Raja.
Meski terbilang usia muda, namun Raja selalu berprestasi. Ketika di bangku sekolah dasar ia selalu berada di rangking tiga besar. “Dari SD saya selalu berada di tiga besar,” katanya.
Hanya saja ketika di bangku Sekolah Menengah Pertama, imbuh Raja, ia tidak masuk rangking. “Di SMP mungkin lagi masa pubertas, biasa saja tidak rangking,” katanya pula.
Lalu, saat di bangku menengah atas, Raja ikut mendaftar program akselerasi pada semester dua dan ia diterima program akselerasi di kelas IPS.
Dijelaskan dia, di kelas IPS hanya ada tujuh orang anak yang lolos program akselerasi. Lewat kelas akselerasi ini pula Raja bisa menyelesaikan bangku MAN Negeri 2 Pekanbaru dalam waktu dua tahun.
“Karena program akselerasi, kita diharuskan untuk belajar dan memahami lebih cepat dari siswa yang lain. Saya di program itu tidak ikut ekstrakurikuler atau organisasi,” tuturnya.
Selama di program akselerasi, Raja tidak memikirkan soal rangking. Namun, untuk pelajaran sosiologi, ekonomi, sejarah, dan geografi ia mendapat nilai akademik yang cukup baik. “Untuk mata pelajaran paling tinggi nilai sosiologi,” ujarnya.
Soal ketertarikannya dengan filsafat, Raja mengaku bahwa ia sudah tertarik dengan filsafat saat berada di kelas sepuluh SMA lewat buku dan internet.
“Saya mengenal filsafat itu ketika saya di kelas sepuluh. Saya sejak kecil sering menggunakan logika filsafat. Artinya selama ini saya menerapkan nilai-nilai filsafat,” kata Raja yang bercita-cita setelah lulus akan meneruskan kuliah S2 di jurusan yang sama.***