BERTUAHPOS.COM — Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono mengatakan bahwa mata uang digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC) dianggap akan mampu mengangkat pertumbuhan di sektor pasar modal.
CBDC menjadi salah satu pembahasan penting dalam rangkaian 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) dan Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD) G20, yang digelar di Nusa Dua Bali pada 11-17 Juli 2022.
“Dalam implementasinya CBDC bisa meningkatkan pertumbuhan pasar modal dalam negeri, dengan memfasilitasi akses pembayaran dan inklusi keuanga,” katanya.
Selain itu, mata uang digital juga dianggap bisa membantu membuka peluang bisnis dan transmisi kebijakan. Sehingga menjadi peluang positif bagi sistem keuangan Indonesia ketika nantinya menerapkan CBDC.
Lebih lanjut Doni bilang, mayoritas bank sentral dunia telah mulai melakukan tahapan riset dan percobaan sesuai dengan karakteristik negaranya masing-masing. Selain itu, dukungan dan masukan industri juga merupakan masukan penting bagi bank sentral dalam merencanakan desain CBDC.
“Berbagai bank sentral berhati-hati dan terus mempelajari kemungkinan dampak dari CBDC tersebut, termasuk Indonesia,” kata Doni dalam agenda Synergistic and Inclusive Ecosystem for Accelerated Recovery – Digital Currency, Selasa, 12 Juli 2022.
Doni menyebut, setidaknya terdapat tiga prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam mendesain CBDC. Pertama, tidak mengganggu stabilitas moneter dan keuangan, baik dari sisi domestik maupun lintas batas.
Kedua, desain CBDC harus terintegrasi, saling berhubungan, Interoperabilitas dan dapat dioperasikan dengan sistem legacy (warisan), termasuk sistem non pembayaran Financial Market Infrastructures (FMI) sistem pembayaran.
Ketiga, pentingnya teknologi yang digunakan pada tahap eksperimen untuk memahami bagaimana CBDC dapat diimplementasikan (DLT-Blockchain dan non-DLT).
Lebih lanjut, Dodi mengatakan, dalam implementasinya CBDC harus mendukung pemenuhan mandat bank sentral dan membawa manfaat, baik bagi Indonesia maupun bagi negara-negara G20 yang turut hadir dalam pertemuan.***