BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah masyarakat, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) syariah serta stakeholders terkait menyelenggarakan rangkaian acara Gebyar Safari Ramadhan 1443 H.
Acara ini mengangkat tema “Berkah dan Sejahtera Bersama Keuangan Syariah” yang diselenggarakan serentak oleh seluruh Kantor OJK di setiap Provinsi se-Indonesia.
OJK Provinsi Riau turut serta menyelenggarakan rangkaian Gebyar Safari Ramadhan di Provinsi Riau melalui rangkaian kegiatan edukasi dan cerdas cermat tentang keuangan syariah untuk tingkat SMP dan SMA.
Puncak acara Gebyar Safari Ramadhan Provinsi Riau yaitu pada tanggal 20 April 2022 dengan menyelenggarakan kegiatan webinar edukasi keuangan syariah dengan tema “Ayo Investasi Syariah, Mudah, Halal dan Berkah”.
Adapun narasumber Mang Amsi sebagai praktisi pasar modal syariah, Harryka Joddy P,S.Psi sebagai Certified Financial Planner, dan Erwin Setiadi sebagai Kepala Sub Bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Provinsi Riau.
Kegiatan dimaksud diikuti kurang lebih 200 peserta dari masyarakat umum di Provinsi Riau dan dibuka oleh Elvira Azwan selaku Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan.
Dalam sambutannya, Elvira Azwan menyampaikan bahwa Indonesia memiliki segenap potensi ekonomi dan keuangan syariah yang sangat tinggi.
Dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, yaitu sekitar 230 juta orang, serta jaringan industri keuangan syariah yang telah berdiri dan tersebar ke seluruh wilayah nusantara, maka seharusnya kita menjadi pusat keuangan syariah dunia.
“Oleh karena itu kami mendorong Industri keuangan syariah Indonesia untuk terus tumbuh dan berkembang ke arah yang positif. Salah satu elemen yang menjadi penyebab belum optimalnya pangsa pasar industri keuangan syariah adalah mayoritas penduduk Indonesia belum mengenal produk keuangan syariah dengan baik,” katanya.
Survei Nasional Literasi Keuangan Indonesia 2019 menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan syariah hanya sebesar 8,9%. Ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi keuangan konvensional yang mencapai 38%. Sebagai akibatnya, tingkat inklusi keuangan syariah juga baru mencapai 9,1%, jauh tertinggal dari lembaga keuangan konvensional yang sudah mencapai 75,3%.
Namun kita harus tetap optimis. Besarnya gap antara tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah dengan yang konvensional, juga menyiratkan bahwa ruang untuk peningkatan pemahaman serta penggunaan produk dan layanan keuangan syariah masih besar.
Industri keuangan syariah harus dapat memanfaatkan perkembangan teknologi informasi sebagai sarana untuk mengakselerasi literasi dan inklusi keuangan syariah.
Dengan tetap berpedoman pada Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024, kami mengharapkan Industri keuangan syariah dapat memainkan peran yang lebih optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di masa dan paska pandemi.
Memperhatikan hal tersebut, OJK, bersama-sama dengan para pemangku kepentingan lainnya, akan terus berupaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah masyarakat dengan memanfaatkan momentum pesatnya perkembangan teknologi informasi atau digitalisasi.
Besar harapan agar acara Webinar Edukasi Keuangan serta rangkaian Gebyar Safari Ramadhan 1443 H ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat luas.
“Semoga pemahaman dan akses masyarakat terhadap produk serta layanan keuangan syariah terus meningkat, dan kita semarakkan bulan suci Ramadhan ini dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat,” tambahnya. (rilis)