BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemprov Riau membuka keran investasi seluas-luasnya bagi para investor yang berminat untuk menggarap potensi ekonomi syariah. Sejauh ini, potensi tersebut belum tergarap secara maksimal.
Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, saat ini Riau memiliki banyak bahan baku untuk pengolahan produk-produk syariah. Terutama bahan baku yang bersumber dari sektor perkebunan dan perikanan.
“Arab Saudi membutuhkan banyak bahan baku untuk negara mereka, yang mana bahan baku tersebut sangat banyak di Riau,” kata Syamsuar pada 19 April 2022.
Dicontohkan, salah satu komoditi yang sangat dibutuhkan oleh Saudi yakni ikan patin, santan kelapa hingga bahan baku kertas untuk cetak Al-Quran.
Syamsuar mengatakan, pada prinsipnya kebutuhan bahan baku itu berasal dari Riau. Namun, Arab Saudi membeli dari negara-negara yang mengolah bahan baku tersebut menjadi setengah jadi, seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam.
“Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan Duta Besar Arab Saudi. Mereka mengimpor santan kelapa itu dari Singapura. Nah, Singapura mengambil santan itu dari Indragiri Hilir,” katanya.
“Termasuk ikan patin, Saudi merupakan salah satu negara pengimpor ikan patin terbesar. Mereka datangkan dari Vietnam. Padahal di Kampar dan Kuansing bisa memproduksi sekitar 25-30 ton ikan patin per hari. Sama halnya dengan bahan baku kertas yang banyak didatangkan dari industri pulp and paper di Riau,” tuturnya.
Syamsuar menyebut, potensi untuk pengembangan ekonomi syariah di Riau sangat banyak. Namun hingga kini belum terkelola secara maksimal. Selain ikan patin dan santan kelapa, pinang dan gaharu juga banyak diincar oleh negara luar. Termasuk komoditas perkebunan lainnya, seperti sawit dan karet.
Dia mengatakan, membuka kran investasi secara lebar harus dilakukan agar potensi ini bisa dimanfaatkan secara baik. Keran investasi, kata dia, tidak hanya buka bagi investor dari luar negeri. Melainkan, kesempatan sama juga diberikan kepada investor lokal.
“Kami berharap kepedulian kita terhadap produk lokal dan potensi ekonomi yang ada di lokal harus ditingkatkan. Jika ingin ekonomi syariah ke depan menjadi andalan daerah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat,” sebutnya.
Menurut Syamsuar, kesadaran umat Islam di daerah menjadi salah satu kunci penting agar ekonomi syariah di daerah bisa terangkat dan tergarap maksimal.
“Saya sudah berkali-kali mencari investor untuk mengembangkan kawasan ekonomi syariah di Riau, tapi belum dapat. Saya selalu sampaikan potensi ini di setiap agenda penting,” kata Syamsuar.***