BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution merasa, bahwa gerakan salat subuh berjamaah memberikan manfaat dan tanggung jawab luar biasa. Salat Subuh berjamaah di mesjid adalah tolok ukur dalam menjalankan ibadah-ibadah lainnya.
Hal ini disampaikan Wagubri saat memberikan arahan dalam Gerakan Sholat Subuh Berjamaah (GSSB) ke-47 di Masjid Paripurna Baitussalam, Pekanbaru, beberapa waktu lalu.
“Alhamdulillah, saya yakin, orang-orang yang ada di sini (masjid) merupakan orang-orang yang sudah rajin melaksanakan salat. Tetapi sebenarnya yang perlu diharapkan adalah bagaimana kita bisa menularkan kebiasaan salat berjamaah ini dengan orang orang di sekitar kita,” terangnya.
Dia menambahkan, andai kata, setiap orang yang selalu ke masjid itu mengajak satu orang lainnya untuk mereka sadar untuk salat berjamaah, maka dampaknya sudah pasti sangat luar biasa.
“Anggaplah kita ada 60 orang di dalam sini, nah 60 orang bertanggung jawab untuk menyadarkan orang yang sekarang belum memiliki kesadaran salat berjamaah di masjid. Satu orang satu jamaah. Kalau misalnya satu bulan semuanya ada bulan depan disini jadi 120 orang. Lalu semua orang mengajak seperti ini, maka seperti apa orang Islam? ini apa? Luar biasa. Ini beda, itulah kenapa kita juga harus tanggung jawab mengajak orang di sekitar kita untuk salat di masjid,” ujarnya.
Wagubri berkata, sebagai seorang pemimpin, dirinya merasa punya tanggung jawab kepada Allah untuk menggerakkan orang-orang di sekitar agar mau ikut salat berjamaah di masjid.
“Saya takut, kalau nanti rasul bertanya ‘hei kau, di dunia ini semasa kau hidup, kau ada nggak menerangkan sholat?’ jangan main main. Minimal saya mengajak, saya memberi, saya menjadi contoh. Masalah orang mau atau tidak, itu urusannya lain,” tuturnya.
Edy Natar meyakini, bahwa Allah SWT akan senantiasa mengukur setiap perintahNya, apakah perintah itu akan dilakukan dengan baik oleh hambaNya, atau tidak. Jika perbuatan baik menjadi salah satu alat ukur yang ditetapkan Allah, maka tugas manusia hanya menjalankannya.
“Hasilnya, itu urusan Allah. Itu sebabnya Allah tidak pernah menyalahkan Nabi Nuh ketika dia tidak mampu mengajak anak dan istrinya untuk masuk Islam. Tetapi perintah Allah itu, ‘ajak anak dan istrimu menuju jalan kebaikan supaya selamat.’ Itu sudah dilakukan dengan baik oleh Nabi Nuh. Ternyata anak dan istrinya tidak mau, tidak bisa diajak. Sebab itu, bukan urusannya lagi,” terang Wagubri.
“Jadi urusan kita adalah mengajak. Urusan saya yang sekarang ditunjuk bertanggung jawab mengajak saudara dan orang orang di sekitar saya untuk salat berjamaah ke masjid. Tugas saya adalah memberi yang baik kepada orang-orang di sekitar saya,” tuturnya. (bpc2)