ERTUAHPOS.COM — Presiden Vladimir Putin tak kehabisan cara untuk melawan sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan Eropa, setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Intervensi Amerika terhadap Rusia membuat kondisi ekonomi sedikit terganggu. Namun Rusia tak mau menyerah, Presiden Rusia Vladimir Putin membalas dengan mengeluarkan kebijakan pembayaran gas dengan mata uang rubel.
Kebijakan ini membuat Amerika dan Eropa kelabakan. Sebab, pasokan gas ke Amerika dan Eropa lebih dari 45% berasal dari Rusia. Kebijakan ini langsung memiliki dampak signifikan di Rusia, mata uang rubel langsung menanjak.
Sementara Uni Eropa sendiri merupakan pelanggan gas alam cair Rusia. Saat ini, harga gas di Eropa sudah mahal dengan pasokan yang juga tidak melimpah ruah. Dipastikan kebijakan baru Putin itu akan memperparah krisis energi di benua biru.
“Saya telah memutuskan untuk mengalihkan pembayaran gas alam kita bagi negara-negara yang tidak bersahabat menjadi dalam mata uang rubel Rusia,” katanya dilansir Reuters.
NPR.org juga menyebut persyaratan baru pembelian gas Rusia tampaknya bertujuan untuk menopang rubel yang lesu akibat sanksi AS dan negara barat. Buktinya, sesaat setelah Putin mengumumkan kebijakan tersebut, nilai rubel langsung naik terhadap dolar AS dan euro. (bpc2)