BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Sahabat Bertuahpos, tahukah kamu bahwa Tugu Zapin yang terletak di bundaran Kantor Gubernur Riau, merupakan salah satu tugu paling ikonik.
Tugu ini sangat identik dengan Melayu Riau karena menampilkan patung besar sepasang manusia yang melakukan Tari Zapin khas Riau. Nah, berikut ini beberapa fakta unik tentang Tugu Zapin Riau.
Salah satu tugu yang kontroversial
Tugu Zapin Riau merupakan satu dari beberapa tugu lainnya di Pekanbaru yang kontroversial. Di posisinya saat ini, dulunya adalah tugu pesawat tempur yang merupakan ikon sejarah Riau di masa penjajahan. Saat itu, Gubernur Riau Rusli Zainal memutuskan untuk mencopot tugu tersebut dan diganti dengan Tugu Zapin Riau.
Ada banyak pihak yang tidak setuju dengan kebijakan tersebut, mengingat tugu Pesawat Tempur lebih memiliki nilai sejarah yang tinggi sehingga dianggap tidak relevan jika harus dipindahkan.
Namun kebijakan memindah Tugu Pesawat Tempur itu tetap dilakukan lantaran pada lokasi tersebut akan dibangun Tugu Zapi. Seperti yang kita ketahui, bahwa tugu Pesawat Tempur itu kini terpajang di halaman Gedung Juang 45, Jalan Jendral Sudirman, Pekanbaru.
Hal lain yang juga sempat menjadi kontroversial, lantaran patung wanita menari yang dianggap tidak sejalan dengan prinsip-prinsip kemelayuan yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam hal berpakaian.
Hal ini lantaran patung perempuan menari itu memperlihatkan lekuk tubuh tubuh yang menonjol terutama pada bagian bokong. Oleh sebab itu, dia masanya, tugu ini juga dikenal masyarakat sebagai tugu bahenol.
https://youtu.be/Eo1VhVOOQfA
Tugu Zapin Dibalut dengan Perak dan Tembaga
Tugu Zapin yang terletak di Bundaran Jalan Jendral Sudirman, dan Jalan Gajah Mada Pekanbaru ini dibangun oleh seniman patung ternama asal Bali, yakni I Nyoman Nuarta pada akhir 2011. Tugu ini dibalut dengan perak dan tembaga.
Dibuat oleh Seniman Patung Kelas Dunia
I Nyoman Nuarta, pembuat patung di Tugu Zapin Riau, merupakan seniman patung kelas dunia dan sudah diakui karya-karyanya. Diketahui pula, bahwa I Nyoman salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru di tahun 1976.
Dia paling dikenal lewat mahakaryanya seperti Patung Fatmawati Soekarno, Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), serta Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta).
Nyoman Nuarta mendapatkan gelar sarjana seni rupa-nya dari Institut Teknologi Bandung dan hingga kini menetap di Bandung.
Melansir dari wikipedia, tahun 1993, I Noman Nuarta membuat sebuah monumen raksasa “Jalesveva Jayamahe” yang sampai sekarang masih berdiri di Dermaga Ujung Madura, Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Koarmatim) Kota Surabaya
Monumen tersebut menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut berbusana Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan pedang kehormatan yang sedang menerawang ke arah laut.
Patung tersebut berdiri di atas bangunan dan tingginya mencapai 60,6 meter. Monumen Jalesveva Jayamahe menggambarkan generasi penerus bangsa yang yakin dan optimis untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia.[5][6]
Karya Nuarta yang paling besar dan paling ambisius adalah Monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang dimulai sejak 8 Juni 1997 namun terhenti beberapa tahun akibat berbagai hambatan.
Rencana patung GWK sendiri akan memiliki tinggi 75 meter dengan rentang sayap garuda sepanjang 64 meter, sedangkan tinggi pedestal 60 meter. Oleh karena itu, tinggi patung dan pedestal secara keseluruhan akan menjulang setinggi 126 meter.
Telan Dana APBD Hingga Rp4 Miliar
Fakta lainnya, bahwa Tugu Zapin Riau itu dibuat dengan anggaran yang sangat fantastis. Tercatat pada tahun 2011, pembangunan tugu ini menghabiskan anggaran sebesar Rp4 miliar, melalui pagu APBD Riau. Dengan menelan daya yang fantastis memunculkan banyak kritikan dari masyarakat. Sebagai pemegang proyek, pembangunan tugu ini dilaksanakan oleh PT. Citra Mutiara Bumi Riau. (bpc2)