BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Bani Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya saat dipimpin oleh khalifah Harun ar-Rasyid. Dia merupakan khalifah kelima yang berkuasa di tahun 170-193 hijriah, atau sejak 14 September 786 hingga 24 Maret 809 masehi.
Dinasti Bani Abbasiyah muncul menggantikan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Dinasti Bani Abbasiyah kemudian berkembang dengan sangat pesat. Ibukota pemerintahan Islam dipindahkan ke Baghdad, yang berkembang menjadi kota paling termasyhur dimasanya.
Sejarawan barat, Philip K Hitti dalam bukunya yang berjudul History of The Arabs (1937) menuliskan dimasa Harun ar-Rasyid, situasi negara sangat aman dan tenteram. Rakyat hidup dalam keadaan makmur dan sejahtera. Bahkan, sulit untuk mencari orang yang akan diberikan zakat, infak, ataupun sedekah.
Orang-orang bisa keluar malam dengan aman karena nyaris tidak ada kejahatan. Para pengelana juga bisa melancong ke seluruh negeri dengan aman.
Berbagai sarana dibangun demi kepentingan rakyat. Negara membangun masjid-masjid, perguruan tinggi, madrasah-madrasah, serta rumah sakit untuk rakyatnya.
Khalifah Harus ar-Rasyid juga sangat memperhatikan kesehatan. Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan pusat farmasi didirikan dan diperhatikan. Paling tidak, saat itu ada 800 orang dokter, jumlah yang sangat banyak dimasanya.
Penerjemaahan buku asing ke Bahasa Arab juga dilakukan secara besar-besaran. Penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa resmi kerajaan tidak mengurangi penggalian informasi yang ada di buku asing menjadi terhambat.
Khalifah Harun ar-Rasyid sendiri diriwayatkan mempunyai sifat yang mendekati khalifah Umar bin Abdul Aziz di masa Dinasti Umayyah. Sang khalifah tak segan turun ke jalan di malam hari untuk melihat kehidupan rakyatnya.
Zaman inilah menjadi zaman keemasan Dinasti Abbasiyah. Negara menjadi sangat kuat dan tak tertandingi oleh negara lain.
Sayangnya, setelah berkuasa selama 23 tahun 6 bulan, Khalifah Harun ar-Rasyid meninggal pada 4 Jumadil Tsani 193 hijriah di usia 45 tahun. Sebelum meninggal, dia membagi wilayahnya menjadi dua, yakni wilayah barat untuk anaknya yang bernama al-Amin, dan wilayah timur untuk anaknya yang bernama al-Ma’mun. (bpc4)