BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pada saat Dinasti Bani Abbasiyah berkuasa, kota Baghdad merupakan kota yang sangat termasyhur dengan keindahan dan kemegahannya.
Terutama pada saat Sultan Harun al-Rasyid berkuasa, Baghdad ditata dengan sangat baik, dengan bentuk kota yang bundar. Di sekeliling kota berdiri dua lapis tembok besar dengan tinggi 28 meter.
Diluar tembok, dibangun parit, yang terinspirasi dari strategi Perang Khandaq zaman Rasulullah SAW. Parit tersbut selain berfungsi sebagai saluran air, jyga berfungsi untuk pertahanan. Dengan demikian, Baghdad layaknya sebuah benteng yang sangat kokoh dan sulit ditembus.
Dipusat kota, dibangunlah istana khalifah yang bernama Al-Qasr az-Zahabi, atau Istana Emas (Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, 2017). Istana ini seolah menunjukkan kehebatan dan keagungan Dinasti Bani Abbasiyah.
Disamping istana khalifah, didirikan sebuah masjid besar yang ukurannya 100×100 meter. Kubahnya menjulang dengan tinggi 40 meter. Masjid ini diberi nama Masjid Jami al-Mansur, yang diambil dari nama khalifah kedua Dinasti Abbasiyah, sekaligus pendiri kota Baghdad.
Bangunan lain yang juga megah adalah bangunan tempat tinggal khalifah, gedung pengawal istana, serta gedung polisi.
Sebagai penunjang aktivitas ekonomi dan pusat transaksi, di kota Baghdad juga didirikan pusat perbelanjaan.
Untuk memasuki kota Baghdad, ada empat buah gerbang. Di barat daya, ada Gerbang Kufah, arah barat ada Gerbang Syam, di arah tenggara ada Gerbang Basrah, dan di timur laut ada Gerbang Khurasan. Di setiap pintu gerbang, dibangun menara pengawas dan tempat istirahat, yang dihiasi dengan ukiran-ukiran yang indah.
Tak heran, pada tahun 800 Masehi, Baghdad termasyhur sebagai pusat peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, perdagangan, ekonomi, dan politik. (bpc4)