BERTUAHPOS.COM — Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) — untuk menciptakan hujan buatan — telah dilakukan lebih intensif sebagai bagian bentuk pencegahan di wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Menteri LHK Siti Nurbaya mengungkapkan memaksimalkan TMC dalam penanganan Karhutla sudah menjadi bagian tak terpisahkan sejak beberapa tahun belakangan.
“Pada akhirnya (hujan buatan) sangat berguna untuk kita,” kata Siti Nurbaya dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip pada Sabtu, 31 Juli 2021.
Pada 10 Maret sampai 5 April 2021, merupakan TMC fase pertama dilakukan di Provinsi Riau sebagai upaya pencegahan Karhutla — dengan menjaga kadar air di lahan gambut — secara umum meningkatkan curah hujan sekitar 33% – 64% terhadap curah hujan secara alami.
Siti Nurbaya menuturkan, penambahan curah hujan di lokasi penyemaian awan adalah sekitar 194,3 juta meter kubik (M3).
Lalu, di fase kedua, secara umum persentase penambahan curah hujan di Provinsi Riau pada bulan Juli 2021, sebesar 2% terhadap curah hujan alam.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menaksir sekitar Agustus hingga Oktober 2021, curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia masuk dalam kategori rendah, sedangkan pada November hingga Januari 2022 masuk kategori menengah-tinggi.
Oleh karena itu, ia mengatakan BMKG merekomendasikan untuk mewaspadai potensi karhutla kategori menengah hingga tinggi pada Agustus 2021 di wilayah Pulau Sumatera bagian tengah dan sebagian NTB dan NTT.
Selain itu, BMKG memprediksi puncak musim kemarau pada beberapa wilayah rawan karhutla, antara lain Sumatera bagian selatan dan sebagian besar Pulau Kalimantan terjadi pada Agustus dan September. (bpc2)