BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Hardianto soroti lemahnya proses tracing terhadap pasien covid-19 di Pekanbaru. Menurutnya, hal ini berpotensi lepas kontrol terhadap penyebaran virus corona.
“Saya mungkin lebih konsen ke persoalan tracing. Sampai (awal) Juli kemarin, masalah tracing ini baru 1:3. Ini kan berbahaya sekali menurut saya,” tuturnya.
Dia menuturkan, berdasarkan data yang diterimanya, dari 21 ribu sampel yang diambil, 25% diantaranya positif covid-19. Jika ini dijadikan angka acuan, maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran covid-19 di di Pekanbaru sangat berbahaya.
“Artinya apa, bisa saja dari 100% masyarakat di Pekanbaru 25%-nya postif covid-19. Na’uzubillahiminzalik. Tapi kita berharap mudah – mudahan bukan seperti itu,” tuturnya.
Hardianto mengungkapkan, terkait dengan tracing pasien corona, sama pentingnya dengan penanganan dan pencegahan.
“Ketika kita melakukan tracing, tujuannya mencegah bagaimana memutus mata rantai penyebaran covid-19 agar tidak meluas,” tuturnya.
Begitu juga, dia berkata, bagaimana mungkin penanganan covid-19 bisa dilakukan kalau tracing tidak dilakukan dengan maksimal terhadap orang yang sudah positif.
“Saya tegaskan, ini bukan konteks saling menyalahkan. Namun yang saya pertanyakan, saya tak tahu apakah ini lemahnya di APBD kota kah, atau di APBD provinsi.
“Saran saya, masalah ini perlu kita seriuskan bersama. Karena Pekanbaru barometernya Provinsi Riau,” sambungnya.
Hardianto menyebut mengapa pengendalian covid-19 di Pekanbaru menjadi penting, menurut data yang diterima, 40% – 50% penyebaran tertinggi virus corona terjadi di Pekanbaru.
“Artinya, kalau kita berhasil menekan angka penyebaran covid-19 di Pekanbaru, dengan sendirinya kita telah menekan angka penyebaran covid-19 di Provinsi Riau,” tuturnya. (bpc2)