“Jika Anda ingin mengetahui keganasan Covid-19, datanglah ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) khusus Covid-19. Renungkan lah mengapa mereka dipanggil Allah melalui cara ini.”
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Her (54) masih sering meneteskan air mata tatkala ada momentum yang mengingatkan dirinya tentang almarhum sang suami. Pada tanggal 7 April 2021 lalu suami tercintanya berpulang menghadap ilahi akibat keganasan Covid-19.
“Kalau ada yang tanya – tanya bagaimana awal mula suami bisa positif Covid-19, masih sesak dada saya. Nggak sadar nangis. Masih terasa kehilangan sampai sekarang,” ujarnya saat berbincang dengan Bertuahpos.com, Rabu, 9 Juni 2021 lalu.
Her, sangat terpukul saat dengar kabar bahwa sang suami tercinta telah tiada. Malam itu, 7 April 2021, dia sedang menjalani isolasi mandiri di kamarnya setelah dinyatakan positif Covid-19 dari sang suami.
Saat anak – anaknya mendapatkan kabar duka di rumah sakit Awal Bros di Jalan A Yani, Pekanbaru, tak satupun dari mereka berani memberitahukan kepada sang ibu bahwa ayah mereka telah tiada.
Mereka saling melempar sambil sesenggukan menangis, sampai salah seorang anaknya memutuskan untuk pulang ke rumah dan memberi tahu kabar itu secara langsung.
“Soalnya waktu itu ibu sendiri di rumah, orang kan ke rumah sakit semua. Takutnya mama syok kalau diberitahu lewat telpon, jadi saya inisiatif pulang. Kalaupun ada apa – apa kan ada orang yang tahu kondisi mama,” kata Muhammad, anak Her yang ketika itu memutuskan untuk pulang memberikan kabar buruk itu ke ibunya.
Her, sebenarnya sudah mempersiapkan diri atas apa yang akan terjadi. Ketika itu logikanya masih menyadari tak ada gunanya menyesali apa yang sudah terjadi. “Ini cara Allah memanggil suami saya. Semuanya begitu cepat, dan suami saya tak perlu berlama – lama merasakan sakit,” tutur her pasrah.
Kabar itu dia terima dengan lapang dada sebab dia menyadari bahwa dia masih mengimani Allah SWT sebagai penguasa segala sesuatu. Dia tak ingin larut dalam kesedihan yang sia – sia, mendoakan suaminya jauh lebih utama ketimbang larut dalam ratapan berkepanjangan.
Her sadar betul kalau ini lah gratisan tuhan. Jalan terbaik untuk sang suami menghadap Ilahi meskipun dari sebuah cara yang tak pernah disangka – sangka. “Anak – anak juga support saya. Sabar. Larut dalam kesedihan juga tak ada gunanya,” tutur Her.
Sudah 2 bulan suaminya pergi, tapi sedih sesekali masih menderanya, terutama mengenang saat masa – masa, menghabiskan waktu bersama di usia senja. “Bahkan kadang – kadang juga masih sedih kalau lihat anak pakai baju papa,” tuturnya sambil berkaca – kaca.
“Saya sudah ikhlas dengan jalan yang dipilih Allah terhadap suami saya. Hanya saja, saya masih sering terngiang wajah, senyum, dan suara almarhum. Mengapa semuanya terjadi serba mendadak,” tuturnya.
“Jika Anda ingin mengetahui keganasan Covid-19, datanglah ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) khusus Covid-19. Renungkan lah mengapa mereka dipanggil Allah melalui cara ini,” ucapnya sambil menghela nafas panjang.
Usai Lebaran Idul Fitri 1442 H/2021 lalu, Tim Satgas Penanganan Covid-19 Riau memang sempat dibuat panik dengan tingginya angka kasus kematian akibat Covid-19. “Ini tidak biasa. Bahkan jumlah lebih dari 10 orang dalam sehari. Ketika itu memang kasus terkonfirmasi di Riau sangat tinggi,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi.
“Mereka yang terkonfirmasi covid-19, tidak seharusnya meninggal dunia kalau mereka tetap berada di rumah dan selalu patuh pada protokol kesehatan. 1 saja ada nyawa yang hilang akibat corona, bagi kami itu sudah banyak,” tuturnya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau, sejak awal mula wabah ini melanda Riau, hingga 25 Juni 2021, total ada 69.033 kasus terkonfirmasi. Jelas, ini bukan jumlah yang sedikit. Dari total jumlah tersebut, dirincikan ada 1.881 pasien Covid-19 di Riau yang meninggal dunia.
“Umur itu memang di tangan tuhan, tapi sebagai keluarga, sebagai orang yang mencintai ibu dan ayah, kita lah yang harus menjaga mereka. Jangan sampai kegiatan kita di luar membawa virus saat pulang ke rumah dan menjangkiti orang tua kita sudah berusia lanjut,” kata Indra Yovi. (bpc2)