BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Perang Badar menjadi perang terbuka pertama kaum muslimin melawan kaum kafir Quraisy.
Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri dalam bukunya, ‘Sirah Nabawiyah‘ menuliskan bahwa meski sudah hijrah ke Madinah, posisi kaum muslimin belum aman. Kaum kafir Quraisy masih terus mengincar Rasulullah SAW, dan menghalangi kaum muslimin untuk umrah di Kota Makkah.
Salah seorang sahabat, Ubay bin Ka’ab meriwayatkan “Ketika Rasulullah dan para sahabatnya memasuki Madinah dan kaum Anshar bersedia menampungnya, seluruh bangsa Arab mengarahkan bidikan panahnya dari satu busur. Maka pagi atau sore mereka selalu siap dengan senjata”.
Kemudian, pada tahun 624 Masehi, atau tahun kedua Hijriah, Rasulullah mendapatkan informasi bahwa kafilah dagang Abu Sufyan.
Rasulullah kemudian mengumpulkan kaum muslimin untuk menghadang kafilah ini. Akhirnya, terkumpul 317 prajurit, yang terdiri dari 86 kaum Muhajirin, 61 Aus, dan 170 Khazraj.
Pasukan ini berada di bawah komando Rasulullah, dengan Zubair bin Awwam memimpin pasukan sayap kanan, dan Miqdad bin Amr memimpin sayap kiri. Pertahanan pasukan diserahkan ke Qais bin Abi Sha’sha’ah.
Abu Sufyan yang mengetahui dirinya akan dihadang kaum muslimin meminta bantuan ke kota Mekkah. Terkumpullah pasukan besar 1,300 orang, yang dipimpin oleh Amr bin Hisyam atau Abu Jahal.
Pasukan kafir Quraisy dilengkapi 100 ekor kuda, 600 baju zirah, dan unta-unta yang jumlahnya tak diketahui. Mereka keluar Mekkah dengan fanatisme, amarah, dan kedengkian kepada Rasulullah SAW.
Kedua pasukan bertemu di lembah mata air Badar pada 17 Ramadhan 2 Hijriah, atau 13 Maret 624 Masehi.
Perang Badar diawali dengan duel prajurit terbaik dari dua pasukan. Rasulullah mengirimkan Ubaidah bin Harits, Hamzah bin Abdul Muthalib, dan Ali bin Abi Thalib. Sementara, di kubu kafir Quraisy mengirimkan Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, dan Walid bin Utbah.
Hamzah dan Ali yang menghadapi Syaibah dan Walid mampu mengalahkan lawan duelnya. Namun, Ubaidah kesulitan melawan Utbah, sehingga kemudian ditolong Hamzah dan Ali.
Melihat tiga panglima mereka terbunuh, kaum kafir Quraisy serentak menyerbu kaum muslimin. Kaum muslimin yang berjumlah lebih sedikit mampu membuat pasukan musuh kocar kacir.
Perang berlangsung dalam jangka waktu pendek, yakni hanya beberapa jam, dan selesai ketika tengah hari lebih sedikit.
Panglima pasukan Quraisy, Abu Jahal berhasil dibunuh oleh Ibnu Mas’ud. Secara total, ada 70 pasukan kafir Quraisy yang terbunuh, dan 70 lainnya menjadi tawanan. Sisanya melarikan diri kembali ke Mekkah. Sementara, di kaum muslimin, syahid 14 orang, 6 dari Muhajirin, dan 8 dari Ashar.
Perang Badar berakhir dengan kemenangan kaum muslimin. Sementara, kaum musyrikin semakin membenci Islam, dan kemudian menuntut balas dengan dengan menabuh genderang perang, yang kemudian dikenal dengan nama Perang Uhud. (bpc4)