BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Persepsi publik sudah terbentuk, bahwa kudeta Partai Demokrat melalui KLB — yang menetapkan Moeldoko sebagai Ketum — sulit akan lepas dari ‘campur tangan’ Presiden Jokowi dalam polemik ini.
Meskipun Ali Mochtar Ngabalin getol membantah keterlibatan Presiden dalam polemik ini.
“Yang membuat persepsi itu sulit luntur, yakni posisi Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan, artinya dia berada dalam lingkaran Jokowi,” kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago melalui kanal YouTubenya.
Posisi Moeldoko yang centre di lingkaran Jokowi sangat mustahil bawah Presiden tidak mengetahui perihal rencana kudeta Parta Demokrat.
Kejanggalan lainnya, menurut Pengi, calon Ketum dalam kongres dibuat sangat mengerucut, dengan mundurnya Marzuki Alie. Sehingga menjadi Moeldoko adalah calon tunggal.
Kemudian sesaat setelah Moeldoko dinyatakan terpilih sebagai Ketum Demokrat menggantikan AHY, Moeldoko langsung menerima hasil kongres tanpa ‘basa-basi’ meskipun kabar itu hanya melalui sambungan telepon.
Hal-hal seperti ini, menurut dia sudah membentuk persepsi masyarakat yang mensinyalir bagaimana istana ikut terlibat di dalam rencana politik ini.
“Bang Ali Ngabalin mengatakan jangan kait-kaitkan nama Presiden, jangan hal-hal kecil seperti ini membawa-bawa nama presiden. Sebenarnya sangat lucu sekali statement ini,” ujar Pangi dikutip dari Hops.id, Senin, 8 Maret 2021.
Lebih lanjut, kaitan pengambilalihan Demokrat oleh Moeldoko secara jelas masih dinilai memiliki kaitannya dengan Jokowi. Hal ini dijelaskan karena Moeldoko sendiri merupakan orang yang masih cukup dekat dengan Jokowi.
“Wajar jika muncul penilain kudeta yang dilakukan Moeldoko ada kaitannya dengan peran Presiden Jokowi. Kalau tidak mau dikaitkan dengan Presiden, maka Pak Moeldoko-nya diberhentikan sebagai KSP, karena beliau adalah orang lingkaran istana,” ucap Pangi.
Pangi menganggap wajar jika ada yang menyimpulkan prahara Demokrat sekarang ini ada keterlibatan pemimpin negara. Secara otomatis, pernyataan Ali Ngabalin pun tidak masuk akal.
“Bagaimana logikanya secara akal sehat kita bahwa ini tidak boleh dikaitkan dengan presiden, kecuali kalau Pak Moeldoko-nya berhenti dari KSP, baru tidak ada kaitannya dengan presiden,” katanya.
“Ini Moeldoko-nya orang dekat presiden yang merupakan orang dekat istana dan bagian dari KSP. Ini menjadi lucu sekali menurut saya, pernyatan ini tidak ada kolerasi linier,” tegas Pangi. (bpc2)