BERTUAHPOS.COM — Bisnis di Amerika Serikat (AS) porak poranda akibat badai musim dingin. Banyak sektor bisnis yang jatuh di tengah upaya untuk bangkit akibat pandemi.
Bukan cuma produksi minyak yang terpukul karena penutupan paksa kilang di Texas, AS, tetapi juga bisnis berskala kecil atau UKM, sektor ritel, hingga penerbangan.
Diketahui, Departemen Energi AS melaporkan bahwa 19% dari kapasitas penyulingan minyak negara terdampak badai cuaca dingin, termasuk 7 persen produksi gas cair alam.
Akibatnya, pemadaman listrik meluas mengakibatkan jutaan penduduk menghadapi cuaca dingin tanpa listrik selama tiga hari. Paling sedikit 26 orang meninggal dunia akibat insiden tersebut.
Mengutip CNN Business, Kamis (18/2), Walmart, salah satu pengecer terbesar di AS, menutup 500 jaringan toko mereka sejak Selasa (16/2). Keesokan harinya, 300 toko kembali ditutup.
Lalu, industri penerbangan yang sudah babak belur sejak awal pandemi covid-19, menghadapi ribuan pembatalan terbang, terutama di bagian selatan dan midwest AS.
Tak ketinggalan, sejumlah sektor industri yang terkena pemadaman listrik akibat cuaca ekstrem juga terpaksa menghentikan operasional mereka karena tidak ada daya dan kekurangan gas alam cair.
“Biasanya, dengan badai musim dingin seperti ini, orang-orang akan mengatakan kehilangan aktivitas ekonomi. Masalahnya, Anda tidak dapat menutup bisnis yang memang sudah ditutup (karena pandemi),” ungkap Kepala Ekonom Moody’s Mark Zandi.
Kerugian akibat badai musim dingin diprediksi mencapai miliaran dolar AS. Ini sekaligus menegaskan bahwa badai adalah peringatan lain yang menjadi hambatan pemulihan ekonomi pada tahun-tahun mendatang. “Kami tidak bicara miliaran, tetapi mungkin puluhan atau ratusan miliar dolar AS,” katanya.
Zandi merinci produsen mobil, seperti General Motors, Toyota, Stellantis atau dikenal sebelumnya Fiat Chrysler, telah menghentikan operasi mereka. Disusul, Nissan, Ford. Penghentian operasi karena pabrik-pabrik ini kekurangan gas alam cair. (bpc)