BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Perang Aceh adalah perang terlama yang pernah dirasakan tentera kolonial Belanda di Indonesia. Perang ini dimulai sejak tahun 1873, dan Kesultanan Aceh baru menyerah pada tahun 1904, meski gerilya baru benar-benar berhenti tahun 1913.
Meski kesultanan sudah menyerah, sebenarnya tetap ada perlawanan rakyat kepada Belanda, walau dilakukan dalam skala kecil dan gerilya.
Untuk menaklukkan Aceh, Belanda harus mengirimkan 28,000 pasukannya, ditambah 23.000 pasukan KNIL pribumi, dan pasukan elit Maréchaussée.
Sejak dimulai perang pada 26 Maret 1873, hingga penyerahan Sultan Aceh di tahun 1903, Belanda kehilangan hingga 12.000 pasukannya, termasuk akibat wabah kolera.
Segala kesulitan menaklukkan Aceh membawa Belanda ke suatu taktik, yakni mengirimkan mata-mata yang akan mempelajari kehidupan rakyat Aceh.
Mata-mata tersebut bernama Christiaan Snouck Hurgronje. Lahir pada 8 Februari di Oosterhout, Belanda, Snouck Hurgronje adalah seorang sarjana budaya oriental dan bahasa.
Snouck kemudian masuk Aceh mulai Juli 1891 sampai Februari 1892, dengan memakai nama samaran Haji Abdul Ghaffar. Pada rakyat Aceh, Snouck mengaku sudah masuk Islam, dan sudah pernah naik haji, yang memang dilakukannya karena menyamar menjadi muallaf.
Setelah turun dan mengawasi perjuangan Aceh dari dekat, Snouck menuliskan laporan bahwa perjuangan rakyat Aceh tidaklah dipimpin oleh sultan, namun dipimpin oleh para ulama.
Snouck merekomendasikan tentara Belanda agar terlebih dahulu menghabisi ulama-ulama Aceh, yang menjadi pemimpin perang dan spiritual rakyat Aceh.
Penelitian Snouck diterima Belanda, dan taktik ‘cari dan bunuh ulama Aceh’ dimulai. Hingga akhirnya, pada tahun 1903, Belanda mengumumkan kemenangan di Perang Aceh. (bpc4)