BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Badan Wakaf Indonesia memastikan bahwa dana wakaf yang terkumpul dari gerakan nasional wakaf uang, tidak akan masuk ke kas negara. Hal ini menyusul munculnya isu negatif terutama soal uang wakaf melalui surat berharga syariah negara atau SBSN.
Jaminan itu diberikan oleh Ketua Badan Wakaf Indonesia Mohammad Nuh. Dia mengatakan tidak sepeserpun uang wakaf akan masuk ke kas negara “Saya berani jamin,” kata Nuh dalam Media Briefing Pasca Acara Peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang secara virtual, Jumat 29 Januari 2021.
Uang wakaf selama ini masuk dan dikelola oleh para Nazhir antara lain seperti BWI, Dompet Dhuafa, dan Rumah Zakat. Nazhir akan mengelola uang wakaf dengan baik dan tidak boleh hilang. Uang wakaf yang dikelola nantinya akan digunakan untuk membangun rumah sakit hingga beasiswa. “Jadi ini bedanya wakaf dengan infaq yang uangnya boleh langsung dibagikan ke masyarakat,” kata dia.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Suminto Internasional menjelaskan, salah satu prinsip wakaf uang adalah menjaga kelestarian pokoknya. Hal ini karena uang yang akan digunakan adalah imbal hasil dari pengelolaan uang wakaf tersebut. Oleh sebab itu, pokok uang wakaf perlu diinvestasikan ke berbagai instrumen.
“Jika Nazhir ingin menginvestasikan uang tersebut ke instrumen negara seperti SBSN, itu terserah mereka. Tapi saat itu posisi Nazhir adalah investor,” kata Suminto dalam kesempatan yang sama.
Direktur Utama Rumah Sakit Mata Achmad Wardi Badrus Sholeh mengaku rumah sakit yang dikelolanya dibangun dari uang wakaf. “Rumah sakit yang kami kelola merupakan rumah sakit pertama di Asia yang dibangun dari dana wakaf,” ujar Badrus.
Selain gedung dan lahannya, dana wakaf membantu pelayanan hingga fasilitas rumah sakit tersebut. Hasilnya, Rumah Sakit Mata Achmad Wardi mampu melayani tujuh ribu pasien pada awal mula beroperasi yakni pada tahun 2019.
Badrus menambahkan, rumah sakit yang dikelolanya juga berhasil melayani 18 ribu pasien saat berkolaborasi dengan BPJS Kesehatan. Pada tahun 2020, pihaknya pun menerima dana wakaf Rp 8 miliar untuk menambah layanan baru yakni pusat retina dan glaukoma pertama di Banten sehingga pasien pun bertambah menjadi 21 ribu orang. (bpc2)
Lihat Juga: