BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Coalition for a Safer Web adalah organisasi nirlaba AS yang menggugat Apple. Mereka meminta aplikasi Telegram dihapus dari App Store.
Dalam gugatannya, Coalition for a Safer Web menilai Telegram melanggar persyaratan layanan App Store karena sama sekali tidak melawan seruan kekerasan dan pesan dengan konten ekstremis di dalam aplikasinya.
Salah kasus terkait hal itu ada peristiwa kerusuhan di gedung parlemen AS pada awal Januari 2021.
Melansir Giz China, penggugat menuntut Apple untuk menghapus Telegram dari App Store. Coalition for a Safer Web juga berencana untuk meminta pengadilan menghapus Telegram dari Google Play Store.
Dalam banyak kasus, pengguna Android dinilai selalu memiliki kesempatan untuk mengunduh aplikasi dari sumber lain. Pengguna iOS tidak memiliki opsi ini.
Telegram sudah menempati peringkat kedua dalam peringkat aplikasi yang paling banyak diunduh di Amerika Serikat saat ini.
Hal itu terjadi setelah Twitter memblokir akun Presiden AS Donald Trump, serta Apple dan Google menghapus dari toko aplikasi mereka jaringan sosial populer pendukungnya Parler.
Dalam waktu kurang dari seminggu, sejak 6 Januari, Telegram juga telah diunduh sekitar 545 ribu kali di AS, yaitu tiga kali lebih banyak dari seminggu sebelumnya.
Para ahli mencatat bahwa pertumbuhan popularitas Telegram juga dipengaruhi oleh kebijakan baru dari messenger populer lainnya, WhatsApp.
Pada 8 Januari, diketahui bahwa data pribadi pengguna WhatsApp tersedia untuk semua aplikasi Facebook.
Pendiri Telegram, Pavel Durov mengonfirmasi bahwa setelah pengenalan aturan baru WhatsApp terlihat lebih banyak pengguna baru di Telegram.
Melansir Washington Post, para peneliti menilai gugatan itu merupakan cara untuk membuat Apple bertindak tegas seperti ketika menindak Parler, sebuah situs media sosial yang dipenuhi dengan seruan untuk kekerasan dan pemberontakan.
Apple dan Google sama-sama telah menutup Parler dari toko aplikasi mereka karena kebijakan moderasi. Amazon Web Services juga menarik dukungan, serta menonaktifkan Parler minggu lalu dengan alasan yang sama.
Coalition for a Safer Web adalah sebuah kelompok non-partisan yang mengadvokasi teknologi dan kebijakan untuk menghapus konten ekstremis dari media sosial. Organisasi itu dipimpin oleh mantan duta besar AS untuk Maroko, Marc Ginsberg.
Coalition for a Safer Web diketahui telah berulangkali menyebut Telegram bermasalah, misalnya ketika aplikasi itu digunakan sebagai alat komunikasi oleh kelompok supremasi kulit putih, neo-Nazi, dan konten kebencian lainnya.
Apple dan Telegram belum menanggapi gugatan tersebut. (bpc2)