BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ekonom Riau, Viator Butar Butar menyoroti penyusunan remunerasi atau pemberian gaji untuk dewan komisaris Bank Riau Kepri.
Menurut Viator, ada yang aneh dalam penyusunan Komite Remunerasi dan Rekrutmen Bank Riau Kepri.
Komite ini, lanjut Viator, harusnya bertugas untuk merumuskan suatu masalah dan memberikan masukan dan pertimbangan untuk dewan komisaris.
Namun, dalam Komite Remunerasi dan Rekrutmen Bank Riau Kepri yang salah satu tugasnya menyusun gaji dan tunjangan dewan komisaris, anggota komite tersebut malah dewan komisaris itu sendiri.
“Mereka menyusun komite yang tugasnya menyusun gaji tentang dewan komisaris, tapi anggotanya juga dewan komisaris. Aneh,” kata Viator kepada bertuahpos.com, Kamis 9 Juli 2020.
Dikatakan Viator, tidak boleh dewan komisaris menjabat sebagai anggota komite. Lembaga komite itu dibentuk untuk memberikan pertimbangan dan masukan kepada dewan komisaris dalam menjalankan tugas pengawasannya.
“Sekarang, begini logikanya, komite remunerasi ini dari dia (dewan komisaris), oleh dia, dan untuk dia. Suka-suka dia,” kata Viator lagi.
Disebutkan Viator, pada perencanaan 2019 saja, dewan komisaris Bank Riau Kepri pertahunnya setidaknya mendapatkan Rp1,6 miliar per orang. Jumlah tersebut didapatkan dari gaji dan tunjangan.
Namun, meski dengan pendapatan yang sedemikian besar, Viator menilai kinerja dewan komisaris belum terlihat.
“Tak nampak unsur pengawasannya. Tak nampak unsur akuntabilitasnya,” tambah Viator. (bpc4)