BERTUAHPOS.COM — Seantero Nusantara sudah tak asing dengan Jam Gadang. Iya. Ini sebuah monumen yang menyimpan sejarah panjang di zaman penjajahan Belanda.
Jam Gadang terletak di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar). Sesuai namanya, alat penujuk waktu ini raksasa ini dipajang pada bahian ujung sebuah menara tinggi, pada empat sisinya, sehingga bisa dilihat oleh banyak orang.
Dalam bahasa Minangkabau ‘gadang’ berarti ‘besar’. Jam Gadang adalah jam yang besar. Jam Gadang berdiri kokoh berdekatan dengan pasar Bukittinggi. Para wisatawan yang melancong ke kota ini selalu mengabadikan keberadaan mereka melalui kamera dengan latar belakang Jam Gadang.
Setelah berwisata ria, maka wisatawan biasanya akan bergerak ke pasar ini untuk membeli berbagai souvernir buat oleh-oleh. Jam ini juga dijadikan sebagai lokasi penanda di kota ini, karena letaknya persis di tengah-tengah kota.
Jika kita tarik kebelakang, jam ini dibangun pada tahun 1926-1927, atas inisiatif Rookmaker, yang ketika itu merupakan sekretaris kota atau Controller Fort De Kock pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Sedangkan empat buah jam yang terpanjang pada bagian atas menara sendiri — menurut beberapa literatur — merupakan hadiah dari Ratu Belanda Wilhelmina.
Bangunan Jam Gadang mempunyai 4 tingkatan. Tingkat bawah merupakan ruangan petugas, tingkat kedua adalah tempat bandul pemberat jam.
Selanjutnya tingkat ketiga merupakan tempat dari mesin jam tersebut, dan tingkat paling atas merupakan puncak menara dimana lonceng jam ditempatkan. Keempat tingkat ini hanya boleh dimasuki orang tertentu saja dan selalu di kunci.
Menara jam ini telah menjadi pusat perhatian setiap orang sehingga dijadikan sebagai penanda atau markah tanah Kota Bukittinggi. Ketika berita proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan di Bukittinggi, Bendera Merah Putih untuk pertama kalinya dikibarkan di puncak Jam Gadang.
Nah, jika kamu berkunjung ke Bukittinggi, jangan lewatkan untuk menikmati keindahan monumen yang satu ini ya. Demi untuk menjaga kelestariannya, jam ini selalu dijaga dengan baik sebagai bukti peninggalan sejarah.
Dari tahun ke tahun taman di sekitar jam gadang ini selalu mengalami inovasi, tamannya dibuat sedemikian rupa agar enak dipandang mata, akan sangat sayang rasanya jika ke Sumatera Barat, belum singgah ke sini. (mg2)