BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Produksi CPO (Crude Palm Oil) pada sepekan ini mengalami penurunan. Kondisi ini menjadi salah satu faktor penyebab terangkatnya harga minyak nabati ini.
Faktor lain yakni membaiknya permintaan setelah relaksasi lockdown di India dan China. Kedua negara ini merupakan pengimpor minyak nabati terbesar di dunia. Penurunan suplai ini diikuti dengan permintaan yang melonjak.
Mengutip Bloomberg, impor minyak nabati China pada bulan Juni 2020 naik 53% dari jika dibanding bulan sebelumnya. Sementara pengiriman ke India melonjak ke level tertingginya dalam lima bulan pada saat yang sama.
Harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Oktober 2020 Nasik sampai 6,27% ke RM 2.778 per ton pada Jumat 24 Juli 2020 dari perdagangan sepekan lalu pada harga di RM 2.614 per ton.
Pasalnya harga CPO masih berpotensi naik seiring dengan perbaikan fundamental. Dari sisi permintaan, kembali digebernya ekonomi China menjadi faktor positif yang mampu mengerek permintaan. Sehingga juga akan berpengaruh terhadap produksi CPO kedepan.
Menurut survei yang dilakukan oleh perusahaan kargo, ekspor Negeri Jiran pada periode 1-20 Juli turun 3,5% – 4,6%. Penurunan yang lebih rendah dari bulan lalu menunjukkan bahwa permintaan masih relatif terjaga.
“Penurunan yang lebih rendah adalah tanda yang baik bahwa permintaan masih relatif tinggi dari bulan Juni” kata seorang trader yang berbasis di Kuala Lumpur kepada Reuters.
Ekspor Malaysia bulan lalu naik hingga 25% dibanding Mei seiring dengan pembukaan kembali ekonomi pasca lockdown ketat untuk menekan penyebaran kasus infeksi virus corona.
Kondisi ini diperkirakan akan berpengaruh terhadap kenaikan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Provinsi Riau selama sepekan kedepan. (bpc2)