BERTUAHPOS.COM – Sekali lagi terbukti, bahwa proses tidak pernah mengkhianati hasil. Itulah yang dirasakan oleh Prajogo Pangestu. Dulu dia pernah penjaji supir angkot. Tapi kini dia menjadi orang terkaya ketiga di Indonesia. Siapa dia?
Instagram @finfolkchannel memposting profil singkat Prajogo tiga hari yang lalu dari barita ini diterbitkan. Di akun itu jelaskan dengan singkat awalnya dia memilih meninggalkan kampung halaman dan merantau ke kota untuk memperbaikinya kondisi ekonomi.
Prajogo Pangestu lahir di Sambas, Kalimantan Barat. Dia hidup dalam kondisi ekonomi yang seba susah. Pendidikan formalnya harus terhenti sampai bangku SMP. Untuk mengubah nasib seperti perantau lainnya, dia nekat berangkat ke Jakarta.
Lingkungan keras di ibu kota tidak membuatnya menjadi manusia pasrah. Justru membuat Prajogo belajar banyak dan mengerti betul apa yang harus dia lakukan untuk mewujudkan mimpi. Namun rezeki belum berpihak. Dia lalu memilih pulang ke kampung halaman. Di Kalimantan dia menekuni profesi sebagai supir angkot.
Sambilan, dia membuka usaha kecil-kecilan dengan menjual keperluan dapur, bumbu-bumbuan dan ikan ikan asin. Pada tahun 1960-an, dia berkenalan dengan seorang pebisnis kayu Bong Sun On atau Burhan Uray, asal Malaysia. Pertemuan ini ternyata membuka jalan bagi rezekinya.
Prajogo ikut bekerja dengan Burhan Uray sebagai karyawan di PT. Djajanto Group. Dia begitu bertanggung jawab atas pengurusan hak pengusahaan hutan. Baginya ini adalah kesempatan berharga dan tak akan disia-siakan. Dari sinilah dia banyak belajar tentang bisnis kayu. Lalu dia memilih berhenti setelah satu tahu bekerja.
Setelah berkecimpung dalam dunia korporasi pada tahun 1976, Prajogo ditunjuk menjadi manager di pabrik Playwood Nusantara, Gresik Jawa Timur. Di sini karirnya tidak berlangsung lama, hanya setahun, lalu di kembali mengundurkan diri dan meminjam modal ke bank.
Hanya dalam kurun waktu setahun, dia mampu melunasi hutangnya dan membeli CV Pasific Lumber Coy. Pada tahun 2007, Prajogo perlahan mulai membangun bisnis kayu dan mengubah perusahaannya menjadi PT. Barito Pasific. Semasa pemerintahan Presiden Soeharto, dia menjalin kerjasama yang baik dengan Keluarga Cendana, dan usahanya kian jaya.
Kemudian bisnisnya merambah ke bidang petrokimia, minyak sawit, property dan kayu. Pada tahun yang sama Barito Pasific mengakuisisi perusahaan petrokimia Chandra Asri sebesar dengan kepemilikan saham 70%. Tahun 2008 dia kembali mengakuisisi PT. Tri Polyta Indonesian Tbk.
Kini Prajogo Pangestu pemikik dari perusahaan berkode saham BRPT dan TPIA. Dia ditempatkan sebagai orang terkaya di Indonesia posisi ketiga versi Forbes dengan nilai kekayaan US$6,49 miliar. (bpc3)