BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Gerilia aparat yang tergabung dalam Gugus Tugas Covid-19 di Pekanbaru sebenarnya sudah terlihat sejak dua minggu belakangan ini.
Mereka turun ke jalan saat hari mulai gelap, dan mengingatkan para pedagang, atau pemilik tempat-tempat yang berpotensi mengungndang keramaian, untuk segera tutup dan berdiam diri di rumah.
Sebelumnya, Pemko Pekanbaru mengeluarkan instruksi, agar pihak aparat yang tergabung dalam Gugus Tugas Covid-19, sebaiknya melakukan tindakan tegas, bahkan terhadap rumah ibadah yang masih melakukan kegiatan mengumpulkan banyak orang. Termasuklah mesjid, gereja, vihara, dan rumah ibadah lainnya di Pekanbaru.
Pada suatu malam, awal pekan lalu, sejumlah aparat gabungan, terdiri dari TNI-Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja, mendatangi sebuah tenda warung nasi di Jalan Ronggowarsito, Pekanbaru, menjelang tengah malam.
Salah satu dari mereka memegang pengeras suara, dan mengimbau kepada pemilik warung untuk tutup, dan orang-orang yang berkumpul diminta bubar.
Di Jalan Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, hampir setiap malam terlihat sebuah mobil besar yang membawa petugas terlihat parkir di pinggir jalan. Mereka kemudian bergeliria mendatangi tempat-tempat keramaian.
Di kawasan ini ada beberapa tempat hiburan, seperti bioskop dan diskotik. “Saya sudah tutup setiap habis isya,” kata Ajo, pemilik warung makan tenda di kawasa itu, kepada bertuahpos.com, yang juga pernah diingatkan aparat agar dia menutup usahanya lebih awal.
Seorang penjaga warung kopi di Jalan Mangga, Pekanbaru, mengatakan bahwa dia pernah diperingatkan oleh petugas berseragam, agar tidak membuka warung kopinya hingga larut malam. “Mereka minta habis isya, ruko sudah harus tutup,” katanya.
“Kami sadar di tengah situasi seperti ini (wabah Corona) tak banyak yang bisa kami lakukan. Saya dengan karyawan lain sudah berdiskusi dengan bos, dan kami setuju untuk mengikuti arahan petugas,” sambungnya.
Orang-orang yang duduk ngopi di sini hanya dibatasi sampai azan Isya. Setelah itu, para karyawan akan mendatangi meja pelanggan untuk memberitahukan bahwa mereka sebentar lagi akan tutup.
Sejauh ini, para pelanggan mengerti dan tak ada yang protes. “Kami tahu kalau masalah Corona harus ditangani bersama sesuai anjuran pemerintah,” sambungnya.
Ajo juga mengatakan hal yang sama. Sejak pemerintah mengimbau work from home, warung nasi miliknya mulai sepi. Hanya beberapa pelanggan yang biasa datang untuk belanja. Itupun dibungkus untuk mereka bawa pulang.
“Usaha pasti terdampak (Covid-19) tapi, kesehatan pasti jauh lebih penting bagi siapapun, termasuk awak (saya) dan keluarga,” katanya. Ajo sendiri sendiri, sebenarnya, sudah sejak pekan lalu ingin menutup warungnya.
Bagi kedua usaha ini, Corona telah memberikan hari-hari yang berbeda dari biasanya. Pelanggan tak lagi ramai berkunjung, jikapun ada mereka tak akan duduk berlama-lama.
Selalau ada rasa takut saat mereka melihat berita bagaimana virus Corona mewabah di tanah air. Harapan nyata yang mereka harapkan, tentunya sama dengan harapan seluruh rakyat Indonesia. Wabah ini segera berlalu dan situasi kembali normal, agar ekonomi warga pulih sediakala. (bpc3)