BERTUAHPOS.COM – Pada tahun 1993, minimnya lapangan pekerjaan di Kabupaten Pelalawan memaksa Mahyuddin untuk menjadi pembalak liar. Bersama kawan-kawannya yang berasal dari daerah yang sama, mereka menebang pohon secara illegal untuk dijual kepada pengumpul kayu.
Namun di tahun 2002, regulasi ketat mengenai ekspor kayu dan tindakan tegas bagi para pelaku deforestasi hutan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia menggiring Mahyuddin untuk berurusan dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Akibatnya, beberapa peralatan miliknya pun disita, bisnis kayu ilegal miliknya otomatis dibredel.
Belajar dari insiden tersebut, Mahyuddin mendatangi PT RAPP dan tak gentar meyakinkan mereka agar mau bekerja sama dengannya. Hingga sekarang ia dipercaya untuk menjadi kontraktor penyedia jasa transportasi untuk PT RAPP.
Mahyuddin memulai kerja samanya dengan PT RAPP dengan menjadi kontraktor pengadaan truk untuk pengairan di Nursery PT RAPP pada awal 2005. “PT RAPP lalu meminta kami membuat badan usaha yang kemudian dibentuk dalam CV Mitra Pelalawan Setia (MPS),” ungkap pria berusia 43 tahun itu.
“Awalnya kami merasa ragu, apakah kami mampu menjaga kepercayaan sebesar ini dari pihak PT RAPP. Selain mental, kami harus belajar melakukan administrasi keuangan. Tapi berkat bimbingan dari program pembinaan UMKM PT RAPP, kami bisa menjalaninya hingga sekarang,” tambahnya.
Bagi Mahyuddin, tidak sulit mengubah haluan hidupnya menuju arah yang lebih baik karena setiap langkahnya selalu mendapat dukungan berupa pelatihan yang menyeluruh dari PT RAPP.
Tak berhenti di situ, Mahyuddin juga mencari peluang di bidang lain. Ia pun merambah bidang jasa bongkar muat dan lagi-lagi berhasil mendapatkan kepercayaan untuk menjadi mitra UMKM PT RAPP sejak tahun 2006.
Di tahun 2012, usahanya berkembang semakin pesat. Mahyuddin bahkan mampu meningkatkan status Mitra Pelalawan Setia menjadi perseroan terbuka (PT). Sekarang, perusahaan yang dirintisnya dari awal ini telah mengoperasikan sejumlah 45 kapal dan memperkerjakan sebanyak 47 karyawan dengan omset bulanan mencapai Rp250 juta.*