BERTUAHPOS.COM – Ada ratusan orang keturunan India di AS turun kejalan untuk melakikan aksi unjuk rasa. Mera protes atas tindakan kekerasan terhadap warga muslim di india. Aksi itu berlangsung di depan Konsulat India yang berada disejumlah kota besar di AS, pada Jumat malam lalu.
Di luar konsulat India di New York pada Jumat malam, pengunjuk rasa berkumpul dan meneriakkan “Shame! (Memalukan!)” kepada petugas yang keluar-masuk gedung konsulat. “Kami lelah,” kata Sana Qutubuddin, seorang aktivis dari Alliance for Justice and Accountability, saat berorasi.
Aliansi ini adalah pihak yang berupaya mengorganisir massa pada Jumat malam itu bersama Dewan Muslim Amerika India, Inisiatif Solidaritas Asia Selatan, dan Labs Equality.
Organisasi masyarakat sipil lainnya seperti Alliance for South Asians Taking Action, Chicago Against Hindu Fascism dan Bay Area Against Hindu Fascism juga memprotes kekerasan terburuk di Delhi sejak 1984 itu. Pada 1984 kekerasan menewaskan 3.000 minoritas Sikh di era kepemimpinan Perdana Menteri Indira Gandhi.
“Saya berada di sana untuk ikut serta berduka dengan sebuah komunitas yang memahami betapa mengerikan kekerasan genosida yang terjadi di Delhi,” kata Qutubuddin kepada Aljazirah menceritakan kehadirannya pada aksi di depan kantor konsulat itu. “Dan berada di ruang yang mengakui apa arti momen ini dalam sejarah India modern,” ujarnya.
Panitia memperkirakan hampir 300 orang muncul di rapat umum New York di mana mereka meneriakkan slogan-slogan untuk mencabut Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan (CAA), dan menyoroti ideologi “fasis” pemerintah Partai Bharatiya Janata (BJP) saat ini yang menargetkan Hindu berkasta rendah dan minoritas agama lain.
Akar ideologis BJP adalah Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) — organisasi supremasi paramiliter Hindu yang diilhami oleh fasis dan Nazi Eropa — yang menyerukan India, negara sekuler resmi, agar dinyatakan sebagai Hindu Rashtra atau negara Hindu.
Pada aksi di New York, para pengunjuk rasa memainkan AQmusik dan mengadakan aksi di sekitar blok konsulat untuk memberi tahu para tetangga konsulat bahwa kebisuan mereka membuat mereka ikut serta melakukan genosida. Bagi banyak orang India-Amerika, muncul di protes adalah yang mereka rasa bisa mereka lakukan.
“Saya tumbuh dalam ide idilis India sekuler dan saya benar-benar hancur melihat semua yang saya pikir akan terjadi di India terjadi di bawah pemerintahan Modi,” kata Ishita Srivastava yang telah tinggal di New York selama 12 tahun itu kepada Aljazirah.
bpc3