BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Tanggal 13 Mei 1970, menjadi hari yang paling menegangkan bagi pasangan Abdul Rahim Arsjad dan Radjiah Rahim. Radjiah merasakan sakit pada kandungannya yang baru berusia 7 bulan.
Di tengah kondisi yang serba kalut itu, Radjiah dilarikan ke rumah sakit. Dokter yang menangani Tabrani dan Palawi. Akhirnya bayi dalam kandungan itu lahir dalam kondis prematur.
Jangan lewatkan kisah unik dan menginspirasi lainnya klik di sini
Kondisi fisik sang bayi semakin mengkhawatirkan. Bayi itu kemudian dibawa pulang dengan oplet. Saat di dalam oplet, tubuh Rahmad Rahim sudah menguning. Kata dokter kondisi seperti itu biasa terjadi pada bayi lahir prematur. Risiko terburuk, bisa menyebabkan kematian.
Di dalam oplet itu, ayahnya mencoba berbicara dengan sang bayi, “Nak, Kalau mau meninggal di rumah saja, jangan di jalan,” kata ayahnya.
Tuhan ternyata berkehendak lain. Bayi prematur itu lepas dari kondisi kritis dan menjalani kehidupan seperti bayi normal. Bayi itu diberi nama Rahmad Rahim.
“Cerita ibu, saya lahir prematur. 7 bulan. Tapi Alhamdulillah saya selamat,” katanya dalam sebuah sesi wawancara dengan bertuahpos.com, di rumah tinggalnya komplek Maton House di Jalan Bakti, Pekanbaru. Dia adalah anak bungsu dari delapan bersaudara.
Cerita lain yang masih diingat olehnya, ketika dia melanjutkan pendidikan S2 Teknik Sipil di UGM Jogja. Waktu itu Firdaus MT–Walikota Pekanbaru sekarang–adalah kakak tingkatnya.
Nebeng kos dengan Firdaus, kata Rahmad Rahim, supaya kehidupannya di perantauan lebih hemat. “Pak Fir (sapaan Firdaus) punya banyak buku. Dan waktu itu dia kuliah sudah pakai mobil,” katanya.
Setelah Firdaus selesai kuliah, semua buku-bukunya dititipkan ke Rahmad Rahim. “Bahkan mobilnya dia pinjamkan ke saya,” kenang Rahmad. “Tapi beberapa bulan setelah itu saya balikkan mobilnya. Saya tak kuat beli minyak mobil,” ujarnya sambil tertawa.
Kini Rahmad Rahim memilih meninggalkan kesibukannya sebagai pejabat struktural dan menjadi pejabat fungsional, setelah dia mengenyam banyak posisi jabatan. Terakhir, dia menjabat sebagai kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Riau.
Rahmad Rahim mulai meniti karir di pemerintahan sejak tahun 1996, sebagai pegawai penata muda golongan III/A. Padahal sebelum itu, dia sudah menjalankan beberapa usaha bersama dengan kakaknya di Bandung. (bpc3)
Jengjang Karir Rahmad Rahim
- Pegawai penata muda golongan III/A pada tahun 1996
- Pegawai Penata Muda TK I dengan gaji Rp277.300 (2000).
- Kasubbid Bina Marga Bappeda Riau (2001-2016).
- Kabid Kimpraswil Bappeda Riau (2006-2008).
- Kabid Penelitian dan KSP Bappeda Riau (2008).
- Staf Sub Bagian Bina Program Dinas Kimpraswil Bappeda Riau (2009-2010).