BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Usaha Belanda untuk menguasai alur perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka tahun abad 18 tidak mudah. Di wilayah itu, berkuasa Raja Kecik yang sedang menegakkan kekuasaannya.
Menurut buku ‘Masyarakat Melayu dan Budaya Melayu dalam Perubahan’ yang ditulis Koenjtaraningrat dkk, Raja Kecik berhasil merebut kembali kekuasaan di Johor pada 21 Maret 1717. Kemudian, dia memindahkan pemerintahannya ke Bintan.
Saat di Bintan inilah, ambisi Belanda untuk menguasai Selat Malaka, dan usaha Raja Kecik menegakkan kedaulatannya bertemu.
Tidak jarang dua pihak selalu berperang di wilayah perairan Selat Malaka. Untuk menghadapi kapal-kapal dan senjata Belanda yang lebih besar, pengikut Raja Kecik memakai strategi gerilya laut.
Akibat peperangan terus menerus dengan Raja Kecil, namun tak bisa menaklukkannya membuat Belanda jengkel. Pihak Belanda kemudian menjuluki Raja Kecil sebagai ‘Pemimpin Bajak Laut’ atau ‘Perampok Lanun’.
Raja Kecil akhirnya memupuk kekuatannya di aliran sungai Siak, tepatnya di Buantan, 10 kilometer dari Kota Siak sekarang. Kemudian, pemerintahan Raja Kecik terus berkembang, hingga menjadi Kerajan Siak Sri Indrapura. (bpc4)