“Kalau Riau ini terbakar berpotensi ribut. Kita bertetangga dengan Singapura dan Malaysia. Kalau sudah antar negara pasti nanti Presiden turun tangan,” kata Sekdaprov Riau, Yan Prana.
BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika [BMKG] menganalisa bahwa pada 2020 Riau sangat berpotensi dilanda gelombang panas dengan durasi cukup lama. Musim kemarau ini diperkirakan berlangsung selama tujuh bulan.
Riau punya sejarah panjang dalam masalah Kebakaran Hutan dan Lahan [Karhutla]. Setelah dua tahun belakangan asap di Riau sempat sirna, pada tahun 2019 ini Riau kembali dipapar asap akibat Karhutla.
Pemprov Riau mengklaim bahwa mereka belajar banyak dari apa yang terjadi sepanjang tahun 2019. Oleh karenanya langkah antisipasi diupayakan sejak dini.
Klaim ini disampaikan oleh Sekda Provinsi Riau, Yan Prana Indra Rasyid. Dia menyebut ada beberapa upaya dan langkah yang sudah dipersiapkan oleh Pemprov Riau, diantaranya sebagai berikut:
1. Klaim Sudah Bikin Peta Sebaran Rawan Karhutla
Yan Prana mengatakan hasil analisa BMKG Stasiun Pekanbaru terhadap potensi kemarau panjang pada 2020 menjadi catatan penting bagi Pemprov Riau untuk mengambil kebijakan apa yang akan dilakukan.
“Memang berdasarkan prediksi BMKG tahun depan kemarau sampai tujuh bulan. Tentu ini perlu antisipasi dini agar tidak terjadi kebakaran,” katanya.
Dia mengatakan untuk antisipasi kebakaran, semua pihak sudah rapat untuk mengantisipasi Karhutla. Beberapa upaya yang dilakukan seperti membuat sekat kanal, embung dan lainnya.
“Bahkan pihak Polda Riau sudah membuat peta daerah rawan Karhutla, dan mensosialisasikan bahaya membakar kepada masyarakat,” ujarnya.
2. Takut Presiden yang Turun Tangan
Pihak Korem 031 Wirabima dan BPBD bersama jajaran terkait lainnya juga diklaim sudah sekuat tenaga meminimalisir terjadinya kebakaran tahun depan. Hal itu lantaran posisi Riau sangat dekat dengan negara tetangga, sehingga berpotensi akan menebarkan masalah besar jika Karhutla di Riau tidak bisa di atasi.
“Kalau Riau ini terbakar potensi ributnya cukup tinggi. Karena kita bertetangga dengan Singapura dan Malaysia. Kalau sudah antar negara pasti nanti Presiden turun tangan. Makanya kita di Riau dari awal sudah mengantisipasi dalam menghadapi musim kemarau,” paparnya.
3. Dana Desa dan Kecamatan Diklaim untuk Sosialisasi Bahaya Karhutla
Disinggung soal anggaran untuk penanggulangan Karhutla 2020, Yan Prana menyatakan pihaknya di APBD perubahan 2019 ada mengalokasikan anggaran bantuan desa Rp200 juta dan kecamatan Rp100 juta.
Dengan anggaran itu Pemprov Riau berharap pemerintah di tingkat bawah bisa melakukan pencegahan dan sosialisasi soal Karhutla kepada masyarakat. “Bantuan dana desa dan kecamatan itu upaya Pemprov Riau untuk pencegahan, agar bagaimana kabakaran tidak terjadi setiap tahunnya,” katanya. (bpc3)