BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Pemerintah harus menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) tahun ini untuk meningkatkan perekonomian dan menekan inflasi tahun depan.
Tony Prasetiantono, kepala pusat studi ekonomi dan kebijakan publik UGM mengatakan, sebaiknya Jokowi menaikkan harga BBM pada November, ketika inflasi sedang turun.
“Saat ini inflasi sekitar 4%, jika harga BBM dinaikkan pada November, maksimal inflasi akan naik menjadi 6%, dan hingga akhir tahun kira-kira 6,5%,†jelas Tony pada seminar Economic Outlook dalam Investor Summit 2014 di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (17/9).
Menurut dia, inflasi sebesar 6,5% masih bisa diatasi oleh pemerintah, karena jika dibandingkan pada 2005, inflasi sekitar 17%.
Ia menjelaskan, inflasi yang disebabkan kenaikan harga BBM sifatnya one shoot, hanya berdampak sekali dan langsung selesai. Sehingga pada tahun depan inflasi bisa ditekan bahkan tidak ada.
“Misalnya BBM naik 500 rupiah, ada penghematan kira-kira beberapa belas triliun. Asumsi saya, lebih baik kenaikannya signifikan sampai 2.000, karena bisa menghemat lebih banyak dan dananya bisa digunakan untuk proyek-proyek infrastruktur,†kata dia.
Tony menambahkan, pemerintah tidak perlu khawatir kenaikan harga BBM akan menimbulkan kekacauan, malah akan memajukan perekonomian.
“Sekarang ini pengusaha lebih rasional, jadi mereka lebih ingin perusahaan bisnisnya lebih berkelanjutan. Kenaikan harga BBm tidak akan membuat mereka menaikkan harga penjualan, karena mereka lebih mementingkan kelangsungan perekonomian. Jadi mereka lebih baik laba turun daripada menaikkan harga jual barang-barang,†jelas dia.
Menurut dia, subsidi energi mencapai Rp 350 triliun, dan harus dihentikan untuk memberi ruang fiskal dan membantu perekonomian dengan pendanaan proyek-proyek infrastruktur.(Investordaily)