BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Provinsi Riau mengalami deflasi sepanjang Oktober 2019. Artinya, sektor-sektor yang masuk dalam pengitungan inflasi-deflasi cenderung menurun, termasuk untuk kelompok bahan makanan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Misparuddin menjelaskan selama Oktober 2019 Riau mengalami deflasi -0,07%. Dengan demikian secara tahun kalender Riau mengalami inflasi 2,76%, dan 3,05% untuk angka inflasi secara tahunan (yoy).
“Cabai merah mengalami deflasi. Selain itu juga ada udang basah, ikan mujair, cabe hijau dan lainnya terpantau juga mengalami deflasi. Sedangkan untuk komoditi seperti daging ayam ras, beras, ikan tongkol dan lainnya mengalami inflasi,” ujarnya di Pekanbaru, Jumat, 1 November 2019.
Dia menjelaskan dari angka deflasi sebesar -0,07% itu, untuk kelompok bahan makanan memberi andil terhadap deflasi sebesar -0,12%. Kemudian disusul oleh kelompok-kelompok lainnya.
Di Pekanbaru angka deflasi mencapai -0,04. Lagi-lagi komoditi paling tinggi mengalami deflasi yakni cabai merah yakni sebesar -0,24%. Secara tahun kalender angka inflasi di Pekanbaru mencapai 3,05%.
Berbeda dengan Pekanbaru, dalam catatan BPS, di Kota Dumai justru mengalami inflasi sebesar 0,05%. Secara tahun kalender angka inflasi di sana 1,33% dan 2,27% untuk angka inflasi tahunan.
Sedangkan di Tembilahan mengalami deflasi sebesar -0,59%. Secara tahun kalender angka inflasi di Tembilahan mencapai 2,58% dan 4,12% untuk inflasi tahunan. “Masih udang basah dan cabai rawit yang mengalami deflasi cukup besar,” sebutnya.
Dari 23 kota di Sumatera yang masuk dalam pengitungan inflasi-deflasi, ada 13 kota mengalami deflasi dan 10 kota tercatat inflasi. Tembilahan menjadi kota dengan deflasi tertinggi di Sumatera selama Oktober 2019 ini. (bpc3)