BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Wafatnya Rasulullah SAW pada Senin 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriah, atau 8 Juni 632 Masehi membuat umat Islam sempat terpecah untuk mencari pemimpin baru.
Beruntung, kemudian naik Abu Bakar As-Shiddiq, seorang sahabat yang sangat saleh untuk menjadi khalifah. Abu Bakar mendapatkan Bai’at (sumpah setia) persekutuan umat Islam.
Abu Bakar digambar secara fisik sebagai orang yang berkulit cerah, berperawakan sedang, berwajah mungil, dan berjalan membungkuk.
Masa pemerintahan Abu Bakar sendiri tergolong singkat, yakni dari tahun 11-13 Hijriah atau 632 sampai 634 Masehi. Namun, pemerintahan Abu Bakar dipenuhi dengan perang melawan kaum murtad, pembangkang membayar zakat, dan melawan nabi-nabi palsu.
Suku-suku di Yaman, Yamamah, dan Oman menolak membayar zakat ke Madinah. Sementara itu, beberapa suku lain kembali memeluk agama nenek moyangnya.
Menyikapi hal tersebut, Abu Bakar memberikan pilihan tegas, tunduk tanpa syarat atau diperangi.
Maka, Abu Bakar mengutus pasukan, dengan panglima perang paling kuat adalah Khalid bin Walid. Peperangan melawan pembangkang pembayar zakat dan kaum murtad ini juga dikenal dengan nama Perang Riddah.
Perang lain yang paling sengit adalah perang melawan sang nabi palsu, Musailamah Al Kadzab. Pada awalnya, Abu Bakar kemudian mengutus Ar-Rajjal Unfuwah untuk berdakwah dan menghentikan Musailamah.
Namun, saat bertemu Musailamah sang nabi palsu, Ar-Rajjal malah bergabung dengannya, dan menjadi wakil Musailamah.
Abu Bakar kemudian mengirimkan pasukan untuk memerangi Musailamah. Namun, dua kali Abu Bakar mengirimkan pasukan, selalu dikalahkan oleh Musailamah dengan 40 ribu pasukannya.
Akhirnya, Abu Bakar mengirimkan pasukan yang dikomandoi oleh Khalid bin Walid. Pasukan Khalid berhasil mengalahkan musuhnya, dan Musailamah sendiri dibunuh oleh Wahsyi bin Harb, seorang budak yang dulunya membunuh Hamzah ibn Abdul Muthalib.
Tahun 13 Hijriah, atau 23 Agustus 632 Masehi, Abu Bakar meninggal dunia dalam usia 61 tahun. Dia meninggal akibat sakit yang dideritanya. (bpc2)