BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Tokoh wanita ini terkenal di Indonesia sebagai pejuang emansipasi wanita. Dia juga dikenal sebagai pahlawan nasional, karena kegigihannya memperjuangkan kesetaraan wanita untuk mendapat pendidikan setinggi-tingginya.
Yaps, dialah Raden Adjeng atau Raden Ayu Kartini, lahir di Jepara, Jawa Tengah pada 21 April 1879. Atas perjuangannya agar semua wanita juga mendapatkan pendidikan yang tinggi, maka setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.
Memperingati Hari Kartini di tahun 2017 ini, sebuah film berjudul Kartini menghiasi panggung layar lebar tanah air. Film karya sutradara kondang, Hanung Bramantyo ini, mengangkat latar belakang perjuangan Kartini. Anda wajib tonton film ini, karena ceritanya yang penuh inspirasi.
Diperankan oleh Dian Satrowardoyo (Kartini), film ini menampilkan sisi lain dari RA Kartini. Dalam film, Kartini digambarkan sebagai sosok yang tomboi. Dia bersama kedua adiknya, Kardinah (Ayushita) dan Roekmini (Acha Septriasa) berjuang untuk mendapatkan kesetaraan hak bagi semua orang, terutama perempuan untuk mendapat pendidikan yang tinggi.
Baca: Film Kartini Tidak Hanya Diminati Wanita, Tetapi Juga Pria
Raden Adjeng Kartini sendiri berasal dari kelas bangsawan Jawa. Ayahnya, Raden Mas Ario Sosroningrat adalah Bupati di Jepara setelah menikah dengan Raden Ayu Woerjan, putri dari Raja Madura saat itu. Ibu kandung Kartini adalah Mas Ajeng Ngasirah (Christine Hakim), yang saat itu menjadi pembantu di rumahnya sendiri karena mengikuti tradisi.
Berawal dari Kartini kecil yang tidak ingin berpisah dari ibunya, terlihat sisi Kartini yang pemberontak. Saat itu Kartini harus berpisah dengan ibunya karena status bangsawannya. Waktu pun berlalu, hingga akhirnya Kartini harus dipingit ketika dia mulai menstruasi pertama. Dia ‘dikurung’, menanti laki-laki yang akan melamar dan menikahinya.
Hingga saat remaja, setelah kakak tirinya Soelastri (Adinia Wirasti) menikah, Kartini mulai bosan dengan kehidupannya yang datar. Lalu dia mendapat kesempatan dari kakaknya Sosrokartono (Reza Rahardian) untuk membaca buku-buku yang ada di lemari kamarnya. Kartini pun membaca buku-buku itu dan mulai membebaskan pikirannya. Dia terus membaca dan mengilustrasikannya seperti nyata. Sampai pada bagian Kardinah dan Roekmini datang ke kamarnya untuk dipingit. Gelagat tomboi Kartini pun mulai lebih terlihat dari caranya bebicara dan bersikap dengan kedua adiknya itu. Di dalam kamar mereka bebas berekspresi. Mereka pun gemar memanjat tembok. Aturan-aturan adat yang diikuti, mereka lepaskan sejenak. Kartini pun meminta kepada dua saudarinya itu untuk memanggil dia Kartini saja.
Selanjutnya datang seorang pejabat pendidikan dan kebudayaan Belanda, Tuan Ovink-Soer. Melihat kecerdasan Kartini, dia pun meminta agar Kartini bisa datang ke rumahnya. Ayahnya pun setuju dan memberikan sedikit kelonggaran pingitan kepada Kartini dan dua adiknya.
Baca: Kartini, Bertuahpos Nonton Bareng
Bertemu dengan nyonya Ovink-Soer membuka jalan bagi Kartini untuk menuangkan hasil pemikirannya ke dalam bentuk tulisan. Hingga akhirnya Kartini mulai menulis dan bertemu dengan banyak pejabat. Kartini dengan bantuan Kardinah dan Roekmini pun berhasil mendirikan sekolah dan membantu ekonomi rakyatnya. Tidak cukup disitu, Kartini mulai membuat korespondensi dan menjalin hubungan dengan teman-teman barunya di Belanda.
Kemudian tibalah saat dimana sang adik Kardinah menikah. Hal ini membuat Kartini memutuskan untuk memperoleh beasiswa pendidikan ke Belanda. R.M.A Sosroningrat (ayahnya) pun menyetujui dan mendukung keinginan putri kesayangannya itu. Tapi sayang hal itu ditentang oleh seluruh keluarganya. Mendapat tekanan dari keluarga, sang ayah pun jatuh sakit. Tidak ada lagi yang mendukung Kartini. Hingga datang lamaran dari seorang bangsawan yang juga Bupati Rembang, K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat (Dwi Sasono). Cita-cita Kartini untuk melanjutkan sekolah pun semakin tertutup. Dia bimbang memilih antara sekolah dan kesehatan ayahnya.
Apa yang selanjutnya terjadi? Bagaimana dengan kelanjutan beasiswa Kartini? Dan apa yang dilakukan untuk melanjutkan perjuangannya memperoleh kesetaraan hak serta mendapat pendidikan tinggi bagi kaumnya? Silahkan saksikan langsung akhir dari perjuangan Kartini yang penuh inspirasi dan akan membuat anda takjub di bioskop terdekat. (Bpc10)