BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Rusaknya payung elektrik di halaman Masjid An-Nur, Pekanbaru, akibat dihantam badai menjadi tanda tanya besar oleh banyak pihak.
Payung yang dibangun mirip seperti di Masjid Nabawi itu, dianggap tidak berkualitas dan tak sebanding dengan anggaran yang dikucurkan hampir setengah triliun atau Rp42 miliar.
Menurut, Sekretaris Komisi IV DPRD riau, Sugeng Pranoto, dengan besaran anggaran sebesar itu payung elektrik di Masjid An-Nur Pekanbaru, harusnya punya ketahanan ketahanan kuat, terutama terhadap badai.
“Katanya, terpalnya berkualitas, yang bisa bertahan dan tidak lapuk selama puluhan tahun, tapi kok, ini bisa hancur ya?” kata Sugeng mempertanyakan.
Dia menilai, rendahnya kualitas payung elektrik yang dibangun Pemprov Riau di halaman Masjid An-Nur, Pekanbaru, menjadikannya hal yang wajar jika banyak publik mempertanyakan kelayakan proyek tersebut.
Dengan kata lain, kata dia, kontraktor yang ditunjuk untuk mengerjakan proyek ini juga dipertanyakan kualitasnya. Termasuk, wajar jika ada anggapan ada ‘permainan’ di balik proyek ini. “Kita kan tak tahu juga bagaimana proses tendernya,” tuturnya. “Padahal di daerah lain, proyek yang sama tak ada masalah kok.”
Sugeng sendiri dari awal sudah menolak proyek pembangunan ini, karena menurutnya belum terlalu urgen, apalagi masih banyak masjid-masjid di daerah yang butuh bantuan dari pemerintah.
“Iya saya kan dah pernah komentari dulu, silahkan dilanjutkan tapi kasih perhatian ke rumah ibadah yang proposalnya sudah menumpuk. Kondisi sekarang, payung raksasa itu belum selesai, terus rumah ibadah di kampung-kampung juga belum terbantu,” terangnya.
Proyek payung elektrik ini adalah proyek dari PUPR PKPP Riau yang dikerjakan oleh PT Bersinar Jesstive Mandiri. Besi penopang payung melengkung ke bawah meski cover telah terpasang.
Di bagian sisi kiri masjid, bagian tengah payung elektrik mengalami kerusakan. Cover payung elektrik yang berwarna putih itu rusak cukup berat menyebabkan cover lepas dari pengait.
Proyek payung elektrik ini mengalami keterlambatan dari waktu yang ditentukan. Seharusnya, proyek PT Bersinar Jestive Mandiri ini kelar pada Desember 2022 lalu. Namun, hingga dua kali penambahan waktu, proyek ini belum juga tuntas.
Sebelumnya, pemanjangan dispensasi waktu pengerjaan proyek senilai Rp42 miliar itu hingga 50 hari kerja. Kemudian, pemanjangan kedua yakni 40 hari kerja yang ditetapkan sampai 28 Maret 2023.
Menjelang 2 hari masa kerja berakhir, kondisi di lapangan masih belum juga rampung terlepas dari imbas hujan es. Belum diketahui, penyebab keterlambatan rampungnya proyek pemasangan payung elektrik masjid di ibukota riau.
Proyek ini sendiri dianggarkan pada APBD riau 2022, dimana saat itu Sekretaris Daerah (Sekda) Riau, SF Hariyanto, merangkap jabatan sebagai Plt Kepala Dinas PUPR.
“Saat ini cuaca sulit diprediksi, jadi payung elektrik di Masjid An Nur Pekanbaru ini (yang belum rusak, red) dikuncupkan,” kata Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas PUPR PKPP Riau, Thomas Larfo Dimiera.
Dia mengungkapkan, sebanyak 6 payung elektrik di Masjid An-Nur Pekanbar itu dibangun dengan anggaran Rp40,7 miliar dari pagu anggaran Rp42 miliar ini.
Kata dia, payung ini difungsikan untuk menahan terik matahari, bukan untuk berlindung dari hujan. “payung elektrik ini bukan untuk hujan dan angin,” ungkapnya.
Dijelaskan, untuk perbaikannya masih menjadi tanggung jawab kontraktor proyek tersebut, yakni PT Bersinar Jesstive Mandiri. “Perbaikannya masih menjadi tanggung jawab PT Bersinar Jesstive,” sebutnya.***