BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – April 2018 pemerintah sudah memberlakukan aturan siswa dilarang bawa sepeda motor atau mobil ke sekolah. Aturan ini akan diberlakukan Dishub Kota Pekanbaru atas permohonan pihak Polresta Pekanbaru.
Menanggapi hal ini bertuahpos.com menemukan beragam respon dari para orang tua. Seperti dikatakan Sulaiman, warga yang berdomisili di Jalan Nenas, Sukajadi ini agak sedikit keberatan dengan aturan tersebut lantaran dia punya kesibukan lain saat pagi hari.
“Sibuk kalau pagi. Anak 2 yang sekolah. Pertama SMA, anak yang kedua SMP. Kalau pagi tu kadang tak sempat kalau mau antar anak. Makanya dikasih motor satu. Sama-samalah mereka berangkat ke sekolah. Si abang yang antar adeknya dulu,” katanya saat diwawancarai bertuahpos.com, Rabu 28 Maret 2018 di Pekanbaru.
Sulaiman mengatakan biasanya pada saat pulang sekolah, dia juga tidak pernah menjemput anaknya. Lantaran memang kendaraan sudah diberikan. “Kadang dia pulang sama abangnya. Tapi lebih sering pulang dengan kawan-kawannya,” tambahnya.
Baca:Â Izinkan Anak Bawah Umur Bawa Kendaraan, Sama Saja Orang Tua Berikan Mesin Pembunuh
Kalau Zulkifli lain lagi. Warga yang berdomisili di Jalan Hang Tuah, Pekanbaru ini mengatakan memang diberlakukannya aturan larangan kepada siswa bawa kendaraan ke sekolah ada baik dan buruknya. Baiknya, orang tua tidak disibukan dengan urusan itu dan bisa mengerjakan banyak hal lagi di pagi hari. Namun buruknya, orang tua tidak bisa mengawasi anaknya saat berangkat sekolah.
“Kadang anak-anak kita ini nakal juga. Dari rumah dia pamit ke sekolah. Saat jalan entah kemana-mana mereka. Tiba-tiba sudah dipanggil saja orang tua,” katanya.
Namun demikian, Zul tidak begitu mempermasalahkan soal ditetapkannya peraturan itu. Asal untuk kebaikan bersama, dia setuju saja. Saat ini Zul punya satu anak bungsunya yang tengah duduk di bangku SMA.
Lain cerita dengan Juliah, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Tengkerang Pekanbaru. Dia menyambut baik peraturan itu lantaran sejak awal, dirinya selalu khawatir jika anak perempuannya memaksa bawa kendaraan sendiri ke sekolah.
“Saya tiap pagi antar ke sekolah. Baguslah kalau aturan seperti itu diterapkan. Ini kan untuk alasan keamanan. Kadang saya cemas kalau anak bawa motor sendiri. Entah motornya mogok di jalan lah. Entah dia pulang sekolah keluyuran dulu. Anak saya masih SMP kelas 2, perempuan,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Muzailis mengatakan demi keselamatan siswa, peran orang tua sangat membantu untuk mengantar ataupun menjemput anak ke sekolah. Terutama bagi siswa yang masih duduk dibangku SD dan SMP.
Dia menyebut, remaja dalam golongan ini belum punya SIM dan mudah terpengaruh dengan teman. “Pikirannya juga belum matang dan dikhawatirkan justru ugal-ugalan di jalan. Makanya sebaiknya diantar orang tua langsung demi keselamatannya,” katanya. (bpc3)