BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kisah tragis yang menimpa beruang madu tampaknya tidak berhenti di Provinsi Riau tepatnya di Kabupaten Indragiri Hilir. Terakhir, empat ekor hewan dengan bahasa latin Helarctos malayanus ini diketahui dibantai oleh empat orang warga.
Seperti yang diterangkan oleh Kepala Balai Gakum Wilayah Sumatera, Edward Sembiring, ke empat pelaku berhasil diringkus kemarin sore, Senin 2 April 2018.
“Pukul 15.30 WIB tim berhasil menemukan lokasi pembantaian empat ekor beruang madu. Lokasi berada di Desa Karya Tunas Jaya, Kecamatan Tempuling, Indragiri Hilir,” tuturnya Selasa 3 Maret 2018.
Edward turut menjelaskan, dari lokasi pertama, tim berhasil mengamankan pelaku berinisial “JS”. Dari lokasi tim juga berhasil mengamankan sisa-sisa hewan buas dilindungi tersebut. Seperti kuku, kulit, daging, empedu bahkan kepala.
“Pelaku JS ini perannya sebagai tukang sembelih,” terangnya.
Dari hasil penangkapan JS, Edward menjelaskan pelaku JS mengarahkan tim kepada lokasi pelaku “S” dan “S”. Sehingga ditangkaplah dua pelaku ini dengan temuan bukti berupa senapan angin dan sisa peluru.
“Peran pelaku S dan S ini ialah sebagai eksekutor dengan cara menembakkan senapan angin ke beruang tersebut,” jelas Edward.
Sementara satu pelaku lainnya, BP, tertangkap usai pelaku S menunjukkan keberadaan lokasi pelaku S. Disini tim menemukan sisa daging beruang yang akan dikonsumsi.
“Pelaku BP diketahui berperan sebagai salah satu penikmat daging beruang tersebut,” ujar Edward.
Edward menambahkan, saat ini pelaku telah dibawa ke Kantor Seksi Wilayah II Balai Gakkum Sumatera yangvterletak di Pekanbaru guna melakukan proses hukum lebih lanjut.
“Seluruh pelaku telah dibawa beserta seluruh barang bukti,” pungkas Edward.
Seperti yang diketahui, berdasarkan laporan kepolisian Indragiri Hilir, ke empat pelaku pertama kali berjumpa dengan beruang-beruang tersebut di tanggal 31 Maret 2018. Dimana tiga ekor beruang terjerat jeratan babi yang mereka pasang sejak tanggal 18 Maret 2018. Sementara satu ekor beruang lagi ditemukan pada tanggal 1 April 2018, juga terjerat dan masih hidup. (bpc9)