BERTUAPOS.COMÂ (BPC), PEKANBARU – Presiden Indonesia, Joko Widodo minta ketegasan polisi menghadapi kasus penyerangan ulama dan rumah ibadah.
Â
Menurut Jokowi, polisi adalah pihak yang mempunyai tanggung jawab menjaga keamanan masyarakat, termasuk ulama dan rumah ibadah.
Â
“Tentu polisi harus bersikap tegas. Adalah tanggung jawab polisi untuk menjaga keamanan semuanya,” kata Jokowi, Senin 21/2/2018) sebagaimana dikutip dariÂ
detik.com.
Â
Dikatakan Jokowi, seharusnya tidak ada kasus penyerangan, terutama kepada ulama dan rumah ibadah, yang terjadi secara terus menerus. Jika ada sesuatu yang tidak wajar, maka harus segera dituntaskan.
Â
“Harus tuntas, jangan sampai terjadi lagi. Jika ada yang tidak wajar, dilihat dulu secara mendetail,” ujarnya.
Â
“Sekali lagi, polisi harus tegas dalam mengungkap kasus ini,” tutup Jokowi.
Â
Setidaknya ada 4 serangan terhadap ulama dan ustaz yang terkonfirmasi dalam tiga pekan terakhir ini. Serangan pertama menimpa Pengasuh Pondok Pesantren al-Hiadayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Emon Umar Basyri.Â
Serangan kedua terjadi pada 1 Februari 2018 dengan korban Ustaz Prawoto, Komandan Brigade Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis). Prawoto meninggal dunia oleh serangan yang dilakukan oknum tetangga yang diduga alami gangguan kejiwaan.
Kemudian ada serangan terhadap seorang santri dari Pesantren Al-Futuhat Garut oleh enam orang tak dikenal. Ada juga seorang pria yang bermasalah dengan kejiwaannya bersembunyi di atas Masjid At Tawakkal Kota Bandung mengacung-acungkan pisau.
Dan pada Minggu 11 Februari 2018, pendeta dan jemaat Gereja Santa Lidwina, Kabupaten Sleman, DIY, diserang. Empat jemaat luka-luka dan pendeta yang memimpin ibadah pun terluka akibat serangan menggunakan pedang. (bpc2)